Ruang Perpustakaan di DPK Kota Bontang. (Dok: agu/katakaltim.com)

Surga Ilmu di Tengah Kota Taman

Penulis : Agu
19 December 2024
Font +
Font -

BONTANG — Aroma khas buku-buku tua dan baru seperti larut menjadi satu, menyajikan suasana tenang di Perpustakaan Daerah (Perpusda) Kota Bontang.

Perpusda Kota Bontang (dok: agu/katakaltim.com)

Perpusda Kota Bontang (dok: agu/katakaltim.com)

Pun tak banyak sinar matahari yang dapat menyelinap lembut melalui jendela-jendela, namun cahaya terpantul melalui buku-buku itu benar saja mampu menghangatkan batin para pecintanya.

Di sana, ketenangan menyelimuti segalanya. Kresek-kresek bunyi halaman buku yang dibalik, sesekali diselingi bisikan pengunjung yang tampak gembira lantaran membaca, menampilkan orkestra kedamaian yang menenangkan jiwa.

Baca Juga: Kepala DPK Bontang Retno Ferbriaryanti (aset: katakaltim)DPK Bontang Terima Usulan Tambah Buku Filsafat di Perpustakaan

Bayangkan! Dalam timbunan hiruk-pikuk Kota Taman, terdapat oase pengetahuan yang begitu menawan pikiran. Luar biasa.

Apa kata Pelajar?

Para pelajar (sore tadi anak-anak SMKN 1) tampak dengan tekun menganalisa buku pelajaran. Sesekali mereka berfoto rame-rame.

Pelajar SMKN 1 Bontang. (Dok: agu/katakaltim.com)

Pelajar SMKN 1 Bontang. (Dok: agu/katakaltim.com)

Kata mereka di Perpusda sangat tenang suasananya. Apalagi sambil mengerjakan tugas, rasa-rasanya hampir terselesaikan semua.

“Enak sekali. Sejuk. Dan kita puas mau cari buku apa saja. Banyak sekali. Apalagi untuk kerja tugas, hampir tersedia semua di sini (Perpusda),” kata para pelajar itu sepintas kepada katakaltim, Kamis 19 Desember 2024.

Mereka dengan sangat senang dan antusias meluangkan waktu mengerjakan tugas yang diberikan oleh gurunya. Sembari berbisik-bisik melirik dan menggelengkan kepala sedikit-sedikit.

Mungkin mereka heran ditanya-tanya oleh orang asing, yang baru saja ketemu. Dalam pikiran penanya berujar, “Wajar lah, anak sekolah.”

Pengunjung Perpusda (dok: agu/katakaltim.com)

Pengunjung Perpusda (dok: agu/katakaltim.com)

Sementara, tampak di bagian belakang mahasiswa dan mahasiswi asyik (mungkin) meneliti referensi untuk tugas-tugas mereka.

Dia, entah siapa namanya, begitu fokus menatap laptopnya. Tampak serius mengerjakan sesuatu. Entahlah, mungkin karena difoto, atau memang sedang dalam keadaan ngebut dan deadline menyelesaikan kewajibannya.

Petugasnya Ramah-ramah

Di ruangan itu memang sejuk. Banyak AC-nya mungkin. Entahlah. Itu tidak penting. Apa yang penting adalah Perpusda yang dihiasi aneka pernak-pernik bernuansa seni lokal (budaya).

Baju bermotif Dayak (dok: agu/katakaltim.com)

Baju bermotif Dayak (dok: agu/katakaltim.com)

Misalnya, baju bermotif Dayak yang dipajang tepat dekat jendela. Ada juga tempat duduknya yang, barangkali, ramah jompo. Apalagi pelayanannya yang, jangan dibilang-bilang, begitu ramah mereka. Full senyum apalagi.

Beberapa kali redaksi katakaltim berkunjung ke sana, di setiap pintu ada petugas yang menyapa senyum seolah bangunan itu adalah rumah sendiri. Hangat sekali sambutan mereka.

Begitu memang yang diamanatkan oleh agama. Para pejabat (penguasa), wajib ramah-ramah. Bukan hanya kepada dirinya, tetapi juga kepada rakyatnya.

Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Bontang, Retno Febriaryanti, juga selalu menekankan itu kepada mereka yang bekerja di DPK.

Kepala DPK Bontang Retno Febriaryanti (dok: caca/katakaltim.com)

Kepala DPK Bontang Retno Febriaryanti (dok: caca/katakaltim.com)

Selain karena itu merupakan amanat, juga lantaran fitrah manusia menuntut aplikasi kebaikan dan keramahtamahan.

“Kita memang selalu berupaya meningkatkan pelayanan yang terbaik untuk para pengunjung,” ucapnya kepada katakaltim saat ditemui pada Juli 2024 lalu di ruangannya yang penuh kue, buah-buahan dan minuman.

Keterbukaan Koleksi

Redaksi sudah mengunjungi beberapa perpustakaan di berbagai wilayah, Kota Bontang memang sangat top. Di sana ada puluhan ribu, hampir seratus ribu koleksi buku yang menyentuh semua kalangan.

Ada buku pelajaran SD, SMP dan SMA. Buku komunikasi, psikologi, ilmu-ilmu sosial, buku-buku dengan nuansa eksakta hingga sebagian buku filsafat, walau buku filsafat masih kurang sebenarnya.

Perpusda Kota Bontang (dok: agu/katakaltim.com)

Perpusda Kota Bontang (dok: agu/katakaltim.com)

Padahal dapat dikatakan, berdasarkan penelitian sejarah, filsafat menjadi salah satu domain pemikiran yang melahirkan revolusi. Itu kenyataan.

Menanggapi pernyataan itu, Retno mengatakan DPK terbuka dengan koleksi buku apa saja. Kecuali yang bernuansa vulgar.

“Kita terbuka siapapun mau menyumbangkan buku di sini. Entah buku sosiologi atau pun filsafat,” ucap lulusan Universitas Gajah Mada itu.

Dengan keterbukaan informasi dan koleksi buku di Perpusda, wajar saja Kota Bontang meraih urutan pertama tingkat gemar membaca (TGM) se-Kalimantan Timur. Termasuk indeks pembangunan literasi masyarakat (IPLM) Bontang, juga nomor satu.

Salah satu agenda DPK Bontang di pesisir, Perpustakaan keliling (dok: caca/katakaltim.com)

Salah satu agenda DPK Bontang di pesisir, Perpustakaan keliling (dok: caca/katakaltim.com)

Ditambah lagi program mereka seperti perpustakaan keliling (Perpusling), program peminjaman buku, termasuk tour (perjalanan) mereka meningkatkan literasi di wilayah pesisir Kota Bontang, seperti Selangan, Tihi-tihi, termasuk Malahing.

Surga Ilmu di Kota Taman

Lebih dari sekadar wadah meminjam buku, Perpusda Bontang terasa seperti rumah kedua bagi para pencari ilmu.

Di sana, tampaknya batas usia dan latar belakang seakan sirna. Anak SD, SMP, SMA, anak-anak kuliah, bahkan ibu-ibu, juga kerap didapati mengisi ruang-ruang perpustakaan dan taman bermain anak.

Mereka semua disatukan oleh kecintaan terhadap buku. Ruangan yang nyaman, fasilitas yang memadai, dan koleksi buku yang beragam, membuat tempat ini menjadi surga ilmu pengetahuan bagi masyarakat Kota Bontang. Tentu saja.

Kabid Perpustakaan, Indra Nopika Wijaya (dok: agu/katakaltim.com)

Kabid Perpustakaan, Indra Nopika Wijaya (dok: agu/katakaltim.com)

Kabid Perpustakaan DPK Bontang, Indra Nopika Wijaya, yang tak pernah lelah dicecar awak media, menyampaikan pihaknya akan selalu menambah koleksi buku di Perpusda.

Beberapa bulan lalu koleksi buku mencapai 94.659 eksemplar dengan total 32.955 judul buku. Katanya, sudah bertambah. Melebihi ratusan ribu buku.

“Ini baru-baru ada anggarannya ratusan juta untuk koleksi buku kita,” katanya saat ditemui katakaltim di ruangannya, Kamis 19 Desember 2024, sore tadi.

Penambahan buku itu selain merupakan program DPK, juga karena masukan warga tatkala pihak DPK menggalakkan program Perpusling. Termasuk adanya masukan berupa penambahan buku-buku psikologi, ilmu sosial dan buku-buku non-eksak lainnya.

“Yaa ini karena termasuk program kita memang. Juga ada komplain ibu-ibu yang butuh buku untuk anak-anaknya, yang update (terbaru), gitu loh,” kata Indra.

Generasi Bontang Harus Berbenah

Perjuangan pendahulu, para pendiri bangsa, seperti Bung Karno dan Bung Hatta, Tan Malaka dan Syahrir, serta masih banyak tokoh dan pemikir bangsa waktu itu, memang tidak lepas dari pertengkaran pikiran.

Mereka mampu menciptakan analisa-analisa mendalam dan solusi atas berbagai problem bangsa ini. Itu karena mereka mengulik dan melahap aneka ragam genre buku.

Entah buku dari Barat, maupun dari Timur. Entah buku eksakta seperti matematika, ekonometrika, fisika, biologi, maupun buku non-eksakta seperti sosiologi, psikologi dan filsafat.

Mereka memang gigih memperjuangkan bangsa ini di tengah penjajahan dan bermimpi untuk merdeka. Mereka, dengan bekal pengetahuan dan semangat juang yang tinggi, terbukti mampu membawa Indonesia menuju kemerdekaan.

Tentu saja semua meyakini, jika demikian pula dengan generasi muda Kota Bontang, yang dengan tekun menimba ilmu di perpustakaan ini, akan menjadi penerus bangsa yang cerdas, bermartabat dan berwawasan luas.

Dengan bekal semangat juang dan gigih meningkatkan diri, para pemuda Bontang, dari berbagai latar belakang, siap membangun Kota Bontang dan Indonesia yang lebih baik.

Di sinilah, terpatri harapan untuk masa depan yang cerah. Pemuda harus berbenah untuk Bontang lebih sejahtera. (*)

Font +
Font -