BALIKPAPAN - Pangkalan Udara (Lanud) Dhomber Balikpapan menyatakan tetap akan terus mendukung pelaksanaan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).
Mereka juga memastikan tetap akan meneruskan pembangunan smart defense di IKN meski memerlukan proses waktu yang panjang.
“Memang TNI AU berencana akan membangun lanud di IKN, namun untuk sementara karena belum dibangun, maka Lanud Dhomber yang dijadikan untuk kegiatan operasionalnya,” ujar, Danlanud Dhomber Balikpapan, Kolonel Penerbang Fata Patria, usai memimpin acara Upacara HUT Ke 79 TNI AU di Halaman Lanud Dhomber, Balikpapan, Rabu (9/5/2025).
Baca Juga: DLH Target Pendapatan Retribusi Kebun Raya Balikpapan Capai Rp300 Juta
Kata dia, sebagai Lanud Operasional, maka Lanud Dhomber bertugas mempersiapkan sarana dan prasarana serta infrastruktur dalam rangka pengamanan udara, khususnya di wilayah IKN dan Kaltim pada umumnya.
Fata mengatakan, persiapkan khusus Lanud Dhomber dilakukan saat Presiden RI akan berkantor di IKN.
TNI AU bakal membuat semacam Sub Detasemen Mabes AU di Lanud Dhomber, yang mana ada Kantor KASAU, para asisten dan perangkat lainnya.
“Namun dengan perkembangan situasi yang ada, maka semuanya dalam posisi standby,” ucapnya.
Sedangkan untuk pembangunan di IKN, katanya, sebagai pelaksana di lapangan, maka pihaknya menyesuaikan kebijakan dari atasan.
Semua perencanaan dilaksanakan oleh MABESAU, tentang apa-apa saja yang akan dibangun di IKN nanti.
“Tentunya akan menyesuaikan strategi yang dilaksanakan pemerintah pusat yang sudah tertuang dalam UU dan peraturan pemerintah,” jelasnya.
Fata juga dalam kesempatan itu memastikan untuk pembangunan smart defense system di IKN masih tetap dilanjutkan. Saat ini sudah terpasang alat sensor surveilans dalam hal ini radar.
“Alat ini akan menjadi mata TNI AU, khususnya untuk bisa memayungi untuk seluruh wilayah udara di IKN,” tukasnya.
Di sisi lain, MABESAU juga akan memasang sistem pertahanan udara di IKN, namun belum bisa diketahui detailnya karena masih proses perencanaan.
“Namun smart defense merupakan perpaduan hard power dan soft power, dan ditambah dengan aspek diplomasi sesuai dengan konsepnya Kemenhan,” paparnya.
Dan saat ini, TNI AU masih merintis pembangunan di hard power-nya. Bagaimana sarana dan prasarana serta infrastrukturnya.
Dan sisi soft power-nyasesuai slogan yang disampaikan KASAU, TNI AU Ampuh, maka akan menggandeng masyarakat sekitar mendukung pembangunan tersebut.
“Nah, untuk pihak luar maka akan ditempuh dengan jalur diplomasi,” ungkapnya.
Diakuinya, untuk membangun sistem tidak bisa dalam satu atau dua tahun. Pembangunan sistem pertahanan udara tersebut, paling cepat dalam jangka waktu 5 tahun.
“Itu harus mendapatkan dukungan anggaran yang memadai, bisa dilakukan dalam satu tahun namun itu terlalu optimis sekali, walaupun bukan hal yang mustahil. Namun harus melihat lagi bagaimana kebijakan pemerintah dan anggarannya,” tutupnya. (Hilman)