Bontang Neni Moerniaeni dan Agus Haris dalam agenda peresmian posko Bergunah, Minggu (6/10/2024) malam (aset: agu/katakaltim)

Warga Bertanya Soal Nasib Pengangguran, Begini Jawaban Neni dan Agus Haris

Penulis : Admin
7 October 2024
Font +
Font -

BONTANG — Aldi, seorang pemuda Kota Bontang menanyakan soal nasib pengangguran kepada paslon kepala daerah Bontang Neni Moerniaeni dan Agus Haris di sela-sela agenda peresmian posko Bergunah, Minggu (6/10/2024) malam.


Aldi menanyakan apabila nanti Neni-Agus diberi amanah memimpin warga Bontang, apa yang harus dilakukan oleh para pengangguran. Bisakah lapangan pekerjaan dibuka lebih banyak dan mampu menekan angka pengangguran?

Baca Juga: Calon Wali Kota Bontang Neni Moerniaeni disambut meriah saat berkampanye di Jalan Zambrut, Kelurahan Berbas Tengah, Kecamatan Bontang Selatan, Jumat (11/10/2024) malam. (aset: agu/katakaltim)Kampanye di Berbas Tengah, Neni Berjanji Realisasikan Program Santunan untuk Janda dan Anak Yatim Piatu

Merespons pertanyaan itu, Calon Wali Kota Bontang Neni Moerniaeni menyampaikan upaya dia semenjak menjadi orang nomor satu Kota Bontang.

Baca Juga: Gelar Pertemuan dengan Pengurus HWD, Neni Moerniaeni Paparkan Program Unggulannya (aset: yub/katakaltim)Gelar Pertemuan dengan Pengurus HWD, Neni Moerniaeni Paparkan Program Unggulannya

Neni—sapaan akrabnya—mengatakan upaya dia menekan angka pengangguran bukan lagi ilusi atau janji-janji manis. Tetapi sudah merupakan fakta yang tak terbantah. Itu banyak buktinya, kata dia.

Politisi Golkar itu mencontohkan berbagai lapangan pekerjaan yang dibuka untuk menyerap banyak tenaga kerja. Termasuk, misalnya, upaya dia menghadirkan Bontang City Mall yang saat itu menemui kendala lahan.

“Ini hampir tidak jadi dibangun di Kota Bontang. Karena ada permasalahan lahan. Pada waktu itu bunda memfasilitasi. Sehingga dengan fasilitasi ini, Bontang City Mall bisa terbangun dan berapa banyak tenaga kerja yang diserap di sana,” jelasnya.

Menurut Neni, ada banyak sekali upaya menurunkan angka pengangguran. Termasuk bantuan permodalan kepada pelaku usaha. Terlebih jika Kota Bontang ramah investasi.

“Itu salah satu upaya. Di samping kita menciptakan lapangan pekerjaaan dengan bantuan permodalan, UMKM, tetapi juga investasi harus berjalan,” katanya.

“Termasuk Kaltim Amoniac Nitrit. Itu juga zaman bunda bagaimana pada waktu itu covid, kita mengeluarkan izin agar investasi bertambah. Dengan adanya investasi, tentu ada lapangan pekerjaan,” ucapnya.

Ditambahkannya, untuk Kota Bontang masih banyak yang perlu dibenahi. Seperti menambah keterampilan atau skill bagi generasi agar lebih mampu berkompetisi. Apalagi, Bontang menjadi serambi IKN.

“Jadi masih banyak yang harus kita selesaikan. Seperti memberikan pelatihan dan lain sebagainya. Mereka nanti punya sertifikasi yang bagus. Mereka siap bersaing tidak hanya di Kota Bontang, tetapi juga sampai ke luar negeri,” katanya.

Neni pun lebih jauh merincikan bantuan permodalan kepada para pelaku usaha. Nilainya tidak tanggung-tanggung. Sebanyak Rp5 juta hingga Rp50 juta untuk mereka yang mau buka usaha.

“Kemudian bantuan permodalan kepada anak-anak kita, Rp5 juta sampai Rp50 juta. Ini betul-betul untuk buka usaha. Dan mereka juga bisa membuka lapangan pekerjaan,” jelasnya.

Sementara itu, Calon Wakil Wali Kota Bontang, Agus Haris, menambahkan ada banyak program yang diusung dan akan direalisasikan oleh pasangan Berbenah.

Salah satunya, kata dia, selain menjadikan Bontang lebih bersih, setiap RT akan punya motor pengangkut sampah. Dari 500-an RT di Kota Bontang, bisa menyerap 1.000-an tenaga kerja. Karena setiap RT akan disediakan 2 tenaga harian lepas (THL) untuk mengoperasikan motor sampah itu.

“Bayangkan kalau 2 orang, dikali 500 RT lebih, kan bisa menyerap 1.000 lebih tenaga kerja. Kalau di Bontang kan sekitar 7.000-an penangguran. Nahh, untuk program ini saja sudah bisa mengurangi angka pengangguran sebanyak 1.000,” katanya.

“Kembali kepada rembuk warga atau ketua RT, melihat mana masyarakat yang paling membutuhkan pekerjaan di lingkungannya,” katanya.

Belum lagi program menarik lainnya seperti setiap RT diharapkan melahirkan satu badan usaha dan punya brand atau merek sendiri untuk dipasarkan.

“Setiap RT diminta minimal satu badan usaha. Untuk kelompok ibu-ibu intuk usaha ekonomi produktif. Misalnya usaha kuliner. Ini juga berkaitan dengan rencana destinasi wisata jalan lingkar,” ucap Agus Haris.

“Bayangkan kalau dari Loktuan ke Tanjung Limau, lalu ke Tanjung Laut, kemudian ke Berbas. Misalnya setiap 1 kilometer ada rest area, usaha kuliner bisa dikembangkan di sana, sambil menikmati lautan yang indah,“ sambungnya.

Menurutnya, masih ada banyak program yang dapat menurunkan angka pengangguran. Bahkan, dengan jumlah APBD yang melimpah, Bontang akan semakin bisa berbenah.

“Nahh, dengan ini, pengangguran bisa diturunkan secara pelan-pelan. Bahkan dengan adanya APBD kita yang banyak, kita bisa lebih banyak berbuat,” pungkasnya. (*)

Font +
Font -