Sampah di kawasan Tanjung Laut Indah Kota Bontang (aset: agu/katakaltim)

Warga Tanjung Laut Indah Keluhkan Sampah Terparkir di Samping dan Kolong Rumah

Penulis : Ali
 | Editor : Redaksi
7 October 2024
Font +
Font -

BONTANG — Kondisi kebersihan di Kelurahan Tanjung Laut Indah, khususnya Jalan Pelabuhan 3 Gang Tower RT. 14, sangat memprihatinkan.

Salah satu warga RT. 14 Tanjung Laut Indah, Masnah (58), mengatakan pernah ada Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) yang memungut sampah sampai ke depan rumah warga.

Tapi, karena warga diwajibkan membayar uang iuran, akibatnya banyak warga tidak mau membayar dan memilih membuang sampah ke laut.

Baca Juga: Ilustrasi pembunuhanKasus Pembunuhan Kakak di Bontang, AKBP Alex: Sekarang Pelimpahan Berkas ke Kejaksaan

"Ada yang biasa angkut sampah seperti KSM, itu membayar uang saku warga Rp20.000 perbulan, sedangkan banyak warga yang tidak mau membayar. Saya juga tidak bisa memaksakan," terangnya saat ditemui katakaltim, Minggu (6/10/2024) kemarin.

Masnah mengaku, sudah ada mobil pengangkut sampah dari pemerintah, namun hanya sampai di depan gang, sedangkan banyak warga yang tinggal di dalam gang.

"Saya hanya mengimbau agar sampahnya dibawa kedepan karena rutin tiap pagi hari ada truk yang masuk," ucapnya.

Menurut Masnah, sampah yang menumpuk di bawah kolong rumah bukan sepenuhnya dari warga Tanjung Laut, melainkan kiriman yang dibawa angin dan air laut.

 

"Selain memang dari warga sendiri, sampah di sini juga pengaruh dari air dan angin. Jadi kalau air pasang, sampahnya lari ke sini. Apalagi kalau angin dari selatan," tukasnya.

Lebih jauh, Masnah menyayangkan kurangnya perhatian Pemerintah Kota (Pemkot) Bontang terhadap kondisi yang membahayakan ini.

Menurutnya, selama ini hanya warga yang melakukan gotong royong untuk membersihkan sampah.

Pernah beberapa kali ada perwakilan pemerintah yang turut serta, namun warga setempat tidak berharap banyak karena kehadiran pemerintah cenderung hanya pencitraan.

"Nda ada bantuan pemerintah, kita cuma inisiatif aja untuk melaksanakan kegiatan gotong royong," ucapnya.

"Mau bagaimana lagi, gotong royong juga semakin menurun sudah, hanya dua kali sebulan. Kami tidak melibatkan Pemkot karena kadang-kadang datang aja selfi-selfi, jadi malas juga warga," bebernya. (*)

Font +
Font -
# ePaper
Lebih Banyak >