BALIKPAPAN — Komisioner KPU Balikpapan, Suhardi, menyampaikan tren Pilkada sebelumnya menunjukkan angka yang fluktuatif.
Pada tahun 2010, partisipasi hanya sekitar 56 persen, naik menjadi 60 persen pada 2015. Namun kembali turun menjadi 59,48 persen pada 2020.
Baca Juga: KPU Balikpapan Mulai Siapkan Debat 3 Paslon Kepala Daerah
"Kami ingin memastikan bahwa masyarakat sadar akan pentingnya memberikan suara dalam Pilkada kali ini," ucapnya di Balikpapan, Selasa (10/9) kemarin.
Baca Juga: KPU Kota Balikpapan Jelaskan Perbedaan Pemilu dan Pilkada Serentak 2024
Dia mengatakan setiap divisi KPU memiliki program khusus memastikan kesuksesan Pilkada, utamanya di bidang partisipasi dan pendidikan pemilih. Di mana KPU menekankan pentingnya peningkatan partisipasi.
Kemarin, KPU Kota Balikpapan menggandeng organisasi berbasis agama, seperti NU, Muhammadiyah, Nasrani, Katolik, dan forum kerukunan umat beragama, termasuk agama Hindu dan Buddha.
Itu dilakukan untuk membantu menyebarkan informasi Pilkada ke basis-basis mereka. Karena merepa punya jaringan luas.
"Mereka memiliki jaringan yang luas dan pengaruh besar di masyarakat. Kami berharap, informasi tentang Pilkada dapat sampai ke akar rumput melalui kolaborasi ini," paparnya.
Suhardi menegaskan, fokus utama mereka bukan mengarahkan warga memilih kandidat tertentu, melainkan mendorong agar tidak golput dan berpartisipasi aktif dalam pemilu.
"Kampanye kami adalah untuk mengajak masyarakat menggunakan hak pilihnya. Kesuksesan Pilkada diukur dari partisipasi aktif masyarakat, dan itu yang menjadi tujuan utama kami," tutupnya.
Dengan pendekatan kolaboratif ini, KPU Balikpapan berharap dapat mencapai tingkat partisipasi pemilih lebih tinggi dan menciptakan Pilkada yang bersih dan jujur. (*)