BONTANG — Bacalon Wakil Wali Kota Bontang, Muhammad Aswar, membandingkan program Bimbingan teknis (Bimtek) dengan program Umroh gratis bagi warga Kota Bontang.
Menurutnya, 1.000 orang yang diberi jatah berangkat Umroh, hanya merogoh kocek Pemkot Bontang sebesar Rp30 miliar. Sementara Bimtek, yang dinilai Aswar saat ini angkanya hampir mencapai Rp100 miliar.
Baca Juga: Muhammad Aswar Respons Potensi Koalisi KIM Merampat ke Pilkada Bontang
“Misalnya, kalau kita Umrohkan 1.000 warga, dikali Rp30 juta per orang, itu hanya sekitar Rp30 miliar. Tapi kalau kita bandingkan Bimtek ini kan hampir Rp100 miliar,” ucapnya kepada katakaltim, Kamis (19/8/20246.
Baca Juga: Najirah-Aswar Ketemu Sigit Alfian Bahas Sinkronisasi Visi-misi Kepala Daerah
Aswar menilai, jika semangat Bimtek itu adalah ingin menyenangkan warga, maka kenapa tidak Umroh gratis juga diupayakan untuk warga Kota Bontang.
“Kalau misalnya semangat Bimtek itu membahagiakan warga, yaa meng-Umroh-kan warga kan bisa juga itu,” jelasnya.
Ditambahkan Aswar, program Umroh gratis untuk warga Kota Bontang pernah diberlakukan di masa Adi Darma dengan menggunakan APBD, namun menemui kendala.
“Di zaman pak Adi Darma dulu, ada program Umroh gratis. Saat itu ternyata dianggap temuan, jadi tidak boleh. Karena programnya sudah jalan, sehingga gaji beliau disumbangkan untuk memberangkatkan orang,” katanya.
Seiring berjalannya waktu, kata Aswar, ternyata di beberapa daerah ada pemerintah yang mengaplikasikan program Umroh gratis bagi masyarakatnya.
“Termasuk di Jakarta ada, mungkin juga Palembang ada. Kami tentu akan belajar ke sana. Bagaimana instrumen hukumnya, sehingga kita bisa terapkan juga di Kota Bontang,” katanya.
Lebih lanjut politsi Gelora itu menyampaikan sasaran program Umroh ini adalah para Marbot (petugas Masjid). Termasuk anggota Majelis Ta’lim. Menurut Aswar, sasaran ini bisa merangsang bapak-bapak untuk membuat Majelis Ta’lim.
“Kemudian juga kepada Marbot, yang sering adzan, yang sering masjid dan sebagainya. Kemudian para Imam Masjid. Lalu guru ngaji,” ucapnya.
Aswar menilai, mereka yang cukup berkontribusi terhadap tegaknya agama, kenapa tidak diberikan kesempatan untuk menginjakkan kaki di Tanah Suci.
Karena menurutnya, tanpa bantuan pemerintah, mereka akan sulit memberangkatkan diri menggunakan dana pribadi.
“Kami memfasilitasi, supaya mereka juga punya kesempatan menunaikan Umroh. Rasa-rasanya kalau pemerintah tidak bantu, khawatir mereka tidak bisa menuanaikan ibadah Umroh.
Lebih jauh Aswar juga mengatakan program ini tidak hanya bagi umat Islam saja, tetapi juga dapat diberlakukan kepada mereka yang berkontribusi terhadap agamanya, namun belum sempat menginjakkan kaki di wilayah yang dianggapnya sebagai daerah suci.
“Termasuk para pemuka agama lain juga, kita bisa berangkatkan mereka ke tempat-tempat suci mereka gitu. Saya pikir ini jauh lebih berkesan ketimbang bolak-balik bolak-balik Bimtek itu,” tukasnya. (*)