Pokja 30 usai menggelar dialog dalam acara Ngobrol Pilkada #4 yang bertempat di Odah Bekesah belum lama ini. (aset: syam/katakaltim)

Akademisi UINSI Samarinda Soroti Kampanye “Paslon” Hilangkan Substansi Visi Misi, Hanya Buat Konten Tak Berbobot

Penulis : Syam
 | Editor : Agu
21 October 2024
Font +
Font -

BERAU — Pelaksanaan Pilkada serentak tahun 2024 semakin dekat. Hal itu pun, disoroti oleh akademisi UINSI Samarinda, Suwardi Sagama. Dirinya mengatakan tahapan kampanye adalah rangkaian untuk pendalaman terhadap visi-misi. Untuk para calon kepala daerah.


Suwardi sapaan akrabnya menyampaikan, banyaknya calon kepala daerah hanya menampilkan konten politik yang menarik perhatian. Namun, menghilangkan tujuan dari kampanye tersebut.

Baca Juga: Jelang Pilkada, Bawaslu Kaltim gelar sosialisasi di Universitas Mulawarman (aset: agu/katakaltim)Jelang Pilkada, Bawaslu Kaltim Ajak Mahasiswa Hindari Isu SARA, Praktik Politik Uang dan Tolak Informasi Hoax

“Konten yang tidak berbobot itu dipertontonkan, sayangnya hal ini juga disenangi masyarakat, akhirnya lupa akan pendalaman atau pembahasan visi-misi calon,” ungkapnya saat berdialog dalam acara Ngobrol Pilkada #4 inisiasi Pokja 30 yang bertempat di Odah Bekesah belum lama ini.

Jika satu sistem terdapat kesalahan. Dampaknya akan dirasakan rakyat selama lima tahun ke depan. Serta, berpotensi bakal berulang di setiap pemilihan.

Terlebih, ajang Pilkada kali ini lebih menjadi arena bagi partai politik. Untuk kepentingan suatu kelompok semata.

“Kita harus kawal bersama-sama. Disebabkan ajang Pilkada serentak ini lebih menjadi arena bagi partai politik ketimbang masyarakat,” jelasnya.

Dirinya menambahkan bahwa hingga saat ini. Ia kurang mengetahui visi misi calon kepala daerah itu. Hal itu, karena mereka kurang memperlihatkannya.

Dikatakannya, visi-misi seharusnya disandingkan dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) selama 20 tahun sebelum diturunkan ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).

Ia menandai adanya gaya kampanye yang terbilang cukup keliru. Yakni, para calon berlomba-lomba memenangkan hati warga melalui perang tagline pada baliho mereka. Lagi-lagi, tidak diimbangi dengan penyampaian program yang akan dijalankan ketika terpilih.

“Padahal, visi-misi sudah diatur dalam PKPU dan harus dipasang sesuai ketentuan,” tutupnya. (*)

Font +
Font -