Ilustrasi Vape (aset: Shutterstock)

Pengguna Vape dan Pods Makin Meningkat, Begini Bahayanya Kata Dr. Tirta

Penulis : Redaksi
24 November 2024
Font +
Font -

Katakaltim - Di Indonesia, penggunaan vape dan pods semakin meningkat, terutama di kalangan anak muda.


Meskipun banyak yang menganggapnya sebagai alternatif yang lebih aman dibandingkan rokok konvensional, fakta mengejutkan menunjukkan bahwa vape dan pods memiliki risiko kesehatan yang tidak boleh diabaikan.

Menurut Dr. Tirta, seorang dokter yang dikenal luas di kalangan generasi muda, bahaya kesehatan dari penggunaan produk ini bisa lebih serius daripada yang diperkirakan.

Dr. Tirta (aset: dr.tirta/instagram)

Dr. Tirta (aset: dr.tirta/instagram)

Banyak pengguna vape dan pods percaya bahwa produk ini tidak berbahaya dan bahkan bisa membantu mereka berhenti merokok. Namun, penelitian menunjukkan bahwa kandungan zat berbahaya dalam vape dapat menyebabkan kerusakan paru-paru dan gangguan kesehatan lainnya.

Dengan meningkatnya popularitas vape di kalangan remaja dan dewasa muda, kita harus mempertanyakan apakah kita benar-benar memahami konsekuensi dari penggunaan produk ini. Apakah kita siap menghadapi generasi yang mungkin menderita masalah kesehatan jangka panjang akibat pilihan yang tampaknya tidak berbahaya ini?

Edukasi adalah kunci untuk mengatasi masalah ini. Dr. Tirta mengajak masyarakat untuk lebih memahami bahaya vape dan pods serta mendorong mereka untuk mencari alternatif yang lebih sehat. dr.tirta menjelaskan hal ini di laman youtube Agatha Chelsea.

Bahaya Kesehatan dari Vape dan Pods

Vape dan pods sering dipasarkan sebagai produk yang lebih aman daripada rokok tradisional. Namun, Dr. Tirta menekankan bahwa banyak dari produk ini mengandung nikotin dalam jumlah tinggi serta bahan kimia berbahaya lainnya. Berikut adalah beberapa bahaya kesehatan yang perlu diperhatikan:

Kerusakan Paru-paru

Penggunaan vape telah dikaitkan dengan kondisi paru-paru serius seperti EVALI (E-cigarette or Vaping Product Use-Associated Lung Injury), yang dapat menyebabkan gejala seperti batuk, sesak napas, dan bahkan kematian.

Ketergantungan Nikotin

Banyak produk vape mengandung nikotin dalam konsentrasi tinggi, yang dapat menyebabkan ketergantungan lebih cepat dibandingkan rokok biasa.

Efek Jangka Panjang yang Tidak Diketahui: Karena vape adalah fenomena relatif baru, efek jangka panjang dari penggunaannya masih belum sepenuhnya dipahami.

Mengapa Remaja Rentan Terhadap Vape?

Salah satu alasan utama mengapa remaja tertarik pada vape adalah adanya persepsi yang salah bahwa vape lebih aman dibandingkan merokok tradisional. Banyak remaja yang melihat vape sebagai alternatif yang “lebih modern” atau bahkan “lebih sehat,” meskipun riset telah menunjukkan bahwa vape juga memiliki risiko kesehatan yang serius.

Selain itu, beberapa faktor lain turut mendorong meningkatnya penggunaan vape di kalangan anak muda, seperti:

1. Desain Menarik dan Rasa Beragam

Produk vape sering kali dirancang dengan estetika yang menarik dan terlihat trendi, membuatnya menyerupai aksesori gaya hidup. Ditambah lagi, rasa-rasa yang tersedia, seperti buah-buahan, cokelat, mint, atau permen.

Dirancang untuk memikat generasi muda yang mudah tergoda oleh hal-hal yang menyenangkan. Desain kecil dan mudah disembunyikan juga membuat vape lebih sulit terdeteksi oleh orang tua atau guru, sehingga penggunaannya kian meningkat di kalangan remaja.

2. Tekanan Sosial

Pengaruh teman sebaya menjadi faktor besar. Remaja sering kali merasa harus mencoba sesuatu yang “kekinian” untuk bisa diterima dalam kelompok sosial mereka. Vape dianggap sebagai simbol status atau cara untuk terlihat “dewasa,”.

Sehingga banyak yang akhirnya mencobanya meski mereka sebenarnya tidak tertarik. Media sosial juga berperan, dengan banyaknya unggahan yang mempromosikan vape sebagai sesuatu yang keren tanpa menyoroti risikonya.

3. Kurangnya Edukasi tentang Bahaya Vape

Sayangnya, banyak remaja yang tidak mendapatkan edukasi yang cukup mengenai dampak negatif penggunaan vape. Meskipun vape sering dipasarkan sebagai alat bantu berhenti merokok untuk orang dewasa.

Remaja justru melihatnya sebagai produk aman untuk dicoba tanpa mengetahui risiko adiktif dari nikotin dan potensi kerusakan paru-paru jangka panjang. Kurangnya program edukasi di sekolah atau di lingkungan keluarga membuat mereka tidak memiliki informasi yang benar untuk membuat keputusan yang bijak.

Apa Kata Penelitian? 

Berdasarkan penelitian terbaru, penggunaan vape di kalangan remaja telah meningkat secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Data menunjukkan bahwa:

Menurut mediaindonesia.com Sekitar 32% remaja berusia 15 tahun pernah menggunakan rokok elektronik, dan 20% melaporkan pernah menggunakan rokok elektronik dalam 30 hari terakhir.

Tindakan yang Harus Diambil

Untuk mengatasi masalah ini, Dr. Tirta menyarankan beberapa langkah penting:

  • Edukasi Masyarakat

Peningkatan kesadaran masyarakat menjadi kunci utama. Kampanye edukasi tentang bahaya penggunaan vape harus digencarkan di sekolah-sekolah, komunitas, dan platform digital yang banyak diakses oleh remaja. Materi edukasi ini harus menjelaskan dampak buruk vape terhadap kesehatan, termasuk risiko kerusakan paru-paru, ketergantungan nikotin, dan dampak jangka panjang lainnya.

Selain itu, pendekatan ini harus melibatkan orang tua, guru, dan tokoh masyarakat untuk bersama-sama menciptakan kesadaran yang lebih luas.

  • Regulasi Ketat

Pemerintah perlu memberlakukan regulasi yang lebih tegas terhadap penjualan produk vape, khususnya untuk anak di bawah umur. Hal ini dapat mencakup pelarangan iklan vape yang menargetkan anak muda, pembatasan rasa-rasa yang menarik bagi remaja, hingga kewajiban bagi penjual untuk memverifikasi usia pembeli secara ketat.

Penegakan hukum yang konsisten juga diperlukan untuk memastikan regulasi ini berjalan efektif, termasuk pemberian sanksi bagi pelanggar.

  • Alternatif Sehat

Bagi mereka yang sudah terlanjur menggunakan vape atau produk nikotin lainnya, penting untuk memberikan solusi berupa alternatif sehat. Misalnya, terapi perilaku atau konseling dapat membantu individu berhenti dari kebiasaan ini tanpa harus bergantung pada produk pengganti yang tetap mengandung nikotin.

Dukungan komunitas, seperti kelompok pendukung atau program rehabilitasi, juga dapat menjadi cara efektif untuk membantu individu melepaskan diri dari ketergantungan.

Bahaya vape dan pods merupakan isu serius yang perlu diperhatikan oleh masyarakat Indonesia, terutama orang tua dan pendidik.

Dengan pemahaman yang lebih baik tentang risiko kesehatan terkait penggunaan produk ini, kita dapat melindungi generasi muda dari dampak buruknya.

Edukasi adalah langkah awal untuk menciptakan perubahan positif dalam perilaku masyarakat terhadap penggunaan nikotin dan produk sejenisnya. (*)

Font +
Font -