Wakil Ketua DPRD Kaltim Ananda Emira Moeis (aset: puji/katakaltim.com)

Ananda Emira Moeis Dorong Swasembada Pangan di Kaltim

Penulis : Puji
 | Editor : Admin
25 November 2024
Font +
Font -

KALTIM — Hadirnya Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur (Kaltim) membawa tantangan besar dalam memenuhi kebutuhan pangan yang terus meningkat.


Walaupun memiliki potensi besar, Kaltim masih menghadapi kendala utama berupa penurunan produksi padi akibat alih fungsi lahan pertanian menjadi perumahan dan area pertambangan.

Baca Juga: DPRD Kaltim hadiri pengucapan sumpah dan pimpinan DPRD Kota Samarinda pada Rabu 30 Oktober 2024 (aset: @dprdkaltim)Wakil Rakyat Kaltim Hadiri Pengucapan Sumpah Pimpinan DPRD Samarinda, Tekankan Sinergi dan Maksimalkan Fungsi

Akibatnya, wilayah dengan julukan Bumi Etam itu masih bergantung pada suplai pangan dari daerah lain seperti Jawa dan Sulawesi.

Baca Juga: Ketuda DPRD Kaltim Hasanuddin Mas’ud (aset: ji/katakaltim.com)Hasanuddin Mas'ud Dorong Pembangunan di Kaltim Harus Berbasis Lingkungan

Menanggapi itu, Wakil Ketua DPRD Kaltim, Ananda Emira Moeis mengakui meskipun Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kaltim didominasi sektor sumber daya alam (SDA) seperti pertambangan, potensi besar untuk swasembada pangan tetap ada.

Ia menekankan perlunya pemerintah menyusun database komprehensif untuk memetakan potensi pertanian di setiap kabupaten/kota di Kaltim.

“Kita perlu data konkret tentang lahan pertanian, luasnya, kualitas tanahnya, dan komoditas yang cocok ditanam. Dengan database yang lengkap, kita bisa fokus pada pengelolaan lahan sehingga kebutuhan pangan dapat terpenuhi tanpa bergantung pada daerah lain,” jelasnya, Minggu (24/11/2024).

Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Paser, dan Penajam Paser Utara (PPU) telah lama dikenal sebagai lumbung pangan di Kaltim. Namun, menurut Ananda, potensi besar di wilayah lain juga perlu digali melalui pemetaan dan pengelolaan menyeluruh dari hulu ke hilir.

Ia menambahkan bahwa pembangunan ketahanan pangan harus menjadi prioritas semua level pemerintahan.

“Selain fokus pada SDA, kita juga harus memperhatikan ketahanan pangan. Kaltim harus mampu mandiri, terutama dalam menghadapi tantangan kebutuhan pangan IKN,” tegasnya.

Ia mendorong pemerintah pusat memberikan perhatian lebih pada pengembangan food estate sebagai solusi strategis.

Program ini, menurutnya, dapat menjadi langkah besar memperkuat swasembada pangan sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani lokal.

“Jika food estate dijalankan dengan serius, bukan hanya produksi pangan yang meningkat, tapi juga ekonomi petani. Kebijakan ini harus tetap berpihak pada mereka yang menjadi ujung tombak ketahanan pangan,” ungkap Ananda.

Terakhir, Politisi PDIP ini mengajak seluruh pihak bersinergi dalam mewujudkan cita-cita swasembada pangan di Kaltim.

Dengan langkah tepat dan kebijakan yang terarah, Kaltim diharapkan dapat menjadi model ketahanan pangan di Indonesia, terutama sebagai penyangga kebutuhan pangan IKN. (*)

Font +
Font -