BONTANG — Ketua Komisi B DPRD Kota Bontang, Rustam, menegaskan penerapan parkir berbayar di RSUD Taman Husada Bontang adalah langkah penting meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Politisi Golkar itu mengatakan, komunikasi dengan masyarakat sudah dilakukan dengan baik. Pun bila ada keluhan, itu hal yang normal. Sebab semua pengunjung dikenai tarif.
"Kalau ada keluhan, itu wajar. Namanya juga orang kota, harus siap. Mau dari ujung ke ujung, ya harus siap," katanya saat ditemui di Bontang Lestari, Senin 2 Juni 2025.
Baca Juga: Winardi Sentil Halusinasi Pemkot Bontang Ihwal Pelayanan RSUD
Rustam mencontohkan rumah sakit di Kota Samarinda. Katanya orang-orang di sana tidak berkeberatan berjalan jauh atau membayar parkir.
Baca Juga: Kepala Dinkes Bontang: Sekarang ini Kita Harus Berbenah agar Pelayanan Lebih Berkualitas
"Tapi di Bontang, nyebrang 10 meter saja dipermasalahkan," kata Rustam.
Dia bahkan mengakui, masyarakat Bontang sering terlalu banyak komplain di daerah sendiri.
Kalau di Samarinda, masuk lorong sepetak pun mereka membayar dan bukan masalah.
Rustam menegaskan misinya di Komisi B adalah menjadi ‘pemburu PAD’.
Bukan untuk apapun selain meningkatkan kesejahteraan warga Bontang.
"Saya siap tidak populer, yang penting kelangsungan pembangunan Kota Bontang bisa berjalan," ungkapnya.
Menurut Rustam, semua potensi PAD akan dimaksimalkan. Salah satunya dari parkir.
“Kita sudah bangun sistemnya, yang kita tarik hanya parkirnya saja,” tandasnya.
Namun Rustam memberi catatan. Ia tidak akan mengizinkan parkir manual dibuka.
"Kalau mereka buka secara elektronik, baru mantap. Langsung kelihatan saldo segala macam," pintahnya.
Lebih jauh dia menyebut masyarakat Bontang kadang terlalu santai soal parkir.
Adakalanya membayar lebih dan arah uangnya tidak diketahui ke mana saja.
"Parkir Rp3.000, dia bayar Rp5.000, nggak ambil kupon. Berapa yang hilang? Bisa Rp8.000 - Rp10.000," ujarnya.
Untuk itu Rustam menekankan perlunya sistem elektronik untuk mencegah kebocoran pendapatan.
Ia mencontohkan parkir di City Mall yang sudah lebih tertib.
"Kebijakan saat diambil memang tidak selalu populer. Tapi demi kepentingan masyarakat, PAD harus digenjot," paparnya.
Selain itu, Rustam menerangkan RSUD Taman Husada bukan hanya melayani warga Bontang. “Orang Kutim, orang Kukar juga masuk," ungkapnya.
Menutup pembicaraannya, Rustam berpesan agar masyarakat belajar menerima perubahan.
"Dulu enggak mau belanja di toko-toko, sekarang mulai. Begitu juga dengan parkir," pungkasnya. (Yub/adv)