Kemenkes kunjungi Kota Bontang kenalkan Telemedicine (dok: katakaltim)

Setelah Kukar dan Kutim, Kemenkes RI Tawarkan Fasilitas Telemedicine Untuk Kota Bontang

Penulis : Agu
7 May 2024
Font +
Font -

Bontang — Tim Direktortat Jenderal Pelayanan Kesehatan (Ditjen Yankes) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI dr Amsul Amri bersama dr Uke Pemila, dan Dody Nuftali didampingi Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kaltim Latifah Nur Rahmadani dan Suliansyah mengunjungi Kota Bontang pada Selasa 7 Mei 2024.


Kunjungan ini salah satunya dilakukan di Puskesmas Bontang Utara II (BU 2). Dalam kesempatan itu tim Kemenkes RI dan Dinkes Kaltim disambut hangat oleh Dinkes Bontang yang diwakili Kepala Bidang (Kabid) Kesmas Bambang dan Kepala UPT Puskemsas BU 2 dr. Dwiyanti.

Baca Juga: Satreskoba Polres Bontang amankan dua pemuda pengedar sabu-sabu (dok: Polres Bontang)Polres Bontang Kembali Beraksi, Ringkus Dua Pemuda Diduga Edarkan Sabu

Kunjungan kedua pihak itu bermaksud melakukan survey dan mengenalkan telemedicine sebagai bentuk pengembangan dan percepatan penanganan kesehatan.

Baca Juga: Kepala Dinkes Bontang Bahtiar Mabe berkomentar atas tingginya angka pengidap penyakit Tuberkulosis di Kota Bontang (aset: katakaltim)Jumlah Pengidap Penyakit TB di Bontang Meningkat, Ini Keterangan Dinkes

Dalam pemaparannya dr Amsul Amri mengatakan salah dua waiayah Kaltim yang punya lokus atau wadah telemedicine saat ini adalah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) dan Kutai Timur (Kutim).

“Nahh Kukar sudah ada lokusnya, puskesmas Kahala. Kutim juga sudah ada puskesmas Karang Dalam,” ucap Amsul dalam persentasenya.

Kata dia, target pihaknya dalam mengembangkan telemedicine ini untuk meningkatkan pelayanan kesehatan agar diakses lebih mudah.

Diakuinya, kunjungan Kemenkes ke Kota Taman ini juga untuk melihat sejauh mana komitmen pemerintah melalui Dinkes dalam mendukung bidang kesehatan.

“Target kami penambahan lokus telemedis. Supaya bisa meningkatkan mutu agar lebih gampang mendapatkan akses. Kami juga ingin melihat komitmen rumah sakit juga,” ucapnya.

Ia menerangkan dukungan stakeholder menghadirkan pelayanan telemedisin ini amat dibutuhkan. Terutama dalam memfasilitasi asuransi kesehatan, pengembang dan penyedia aplikasi, teknisi dan dukungan IT.

“Termasuk nanti di pemerintah pusat dan daerah harus ada dukungan. Kemudian Fasyankes dan tentu saja pihak swasta serta organisasi masyarakat. Selain itu juga perlu kolaborasi pihak eksternal dan internal. Dan Pemilihan aplikasi, apakah ingin buat aplikasi sendiri atau kerja sama pihak ketiga,” terangnya.

“Nahhh terpenting adalah komitmen Pemda untuk melaksanakan ini dengan regulasi dan kebijakan. Tak kalah penting juga adalah sosialisasi dan peningkatan literasi digital di masyarakat. Tentunya juga integrasi dengan sistem informasi lain,” tambahnya.

Sementara itu dr Uke Pamila menerangkan aplikasi Telekonsultasi Medis antar fasilitas pelayanan kesehatan yang dikembangkan oleh Kemenkes disebut layanan konsultasi medis atau Komen.

Ia memaparkan ini merupakan aplikasi konsultasi jarak jauh antar faskes. “Pengembangannya dimulai pada 2012 kerja sama pihak swasta. Untuk pengembangan di Kemenkes sendiri dimulai pada 2017 dengan branding Temenin atau Telemedicine Indonesia.”

“Pada tahun 2020 Kemenkes menyempurnakan aplikasi ini menjadi komen. Di tahun 2020 Kemenkes juga sudah melakukan uji coba pembiayaan BPJS dan sudah bridging dengan PCare,” sambungnya.

Di kesempatan yang panjang itu dr Uke juga menerangkan spesifikasi Komen, apa-apa saja yang diperlukan untuk mengaktifkannya. Selain itu dijelaskan juga cara mendaftarakannya serta alur konsultasinya.

Usai keduanya memaparkan aplikasi tersebut, pertemuan pun tampak alot dan diskusi panjang lebar berlangsung antara Kepala UPT Puskesmas BU 2 dr Dwiyanti dan pihak Dinkes Bontang Bambang bersama pihak Kemenkes dan Dinkes Kaltim.

dr. Dwiyanti dalam kesempatan itu menegaskan komitmennya mendukung penawaran Kemenkes itu. Karena menurutnya sangat bermanfaat untuk warga Kota Bontang.

“Kalau program ini kita sangat mendukung. Karena bisa memberi pelayanan cepat untuk masyarakat, termasuk jalinan komunikasi antar puskesmas dan rumah sakit bisa lebih efisien,” ungkapnya.

Sementara itu Bambang mengatakan ditemukan beberapa kendala dalam perealisasian aplikasi ini. Tapi pihaknya komitmen menghadirkanya dan selanjutnya bakal berkomunikasi dengan Yankes dan Kepala Dinkes Bontang, Bahtiar Mabe.

“Yaaa nantilah kita diskusikan lagi, termasuk ke Yankes dan nanti juga saya sampaikan ke pak Kepala Dinas. Mudah-mudahanlah bisa diakomodir. Insyaallah bisa lah,” ucapnya.

Font +
Font -