Kepala Dinkes Bontang Bahtiar Mabe berkomentar atas tingginya angka pengidap penyakit Tuberkulosis di Kota Bontang (aset: katakaltim)

Jumlah Pengidap Penyakit TB di Bontang Meningkat, Ini Keterangan Dinkes

Penulis : Admin
9 June 2024
Font +
Font -

Bontang — Pengidap penyakit Tuberkulosis (TB) meningkat di Kota Bontang. Di Kota ini, berdasarkan data Dinkes Bontang, tahun 2023 angkanya cukup tinggi.


Sebelumnya pada 2021 mencapai 435. Menurun di 2022 dengan kasus 306. Namun kembali naik, bahkan signifikan pada 2023 sebanyak 796 kasus.

Baca Juga: Tumpukan sampah di salah satu wilayah pesisir Bontang (aset: katakaltim.com)Banyak Sampah Bertumpuk di Wilayah Pesisir Bontang, Pengaruhkah Terhadap Stunting?

Menanggapi itu, Kepala Dinkes Bontang Bahtiar Mabe mengatakan pihaknya sering sosialisasi agar terhindar dari penyakit kronis ini.

Baca Juga: Walikota Basri Rase didampingi Wakil Wali Kota Najirah, beserta Dandim, Kapolres dan pasukan kuning Bontang (dok: katakaltim)Bontang Tiga Kali Dapat Adipura Kencana, Basri Rase dan Najira Beri Pasukan Kuning Bonus 

Bahkan diakuinya, Dinkes selalu mengimbau masyarakat agar segera melakukan pemeriksaan jika merasakan gejalanya.

“TB itu kan penyakit yang sifatnya kronik, tapi kita tetap melakukan penyuluhan-penyuluhan. Kalau misalnya ada dirasa-rasa gejalanya, jangan malu mengobati dirinya,” ucapnya saat ditemui katakaltim belum lama ini.

“Kalau suami isteri, misalnya suaminya duluan terkena, itu tak akan pernah sembuh lagi, karena pindah-pindah aja. Kecuali diobati dan sembuh secara bersamaan. Yaa kalau tidak yaa pindah-pindah aja,” tambahnya.

Kadis menandaskan bahwa sulitnya menangani penyakit TB ini lantaran mereka yang telah mengidapnya, acuh untuk datang ke rumah sakit atau tempat pemeriksaan kesehatan.

Karena menurutnya, masyarakat seringkali merasa malu jika diketahui mengidap penyakit TB. “Makanya yang sekarang ini jadi kendala ada rasa malu seakan-akan itu (TB) adalah aib kalau itu diungkapkan. Padahal kalau sudah kena ya harus diobati.”

“Karena di rumah kan dia tidak sendirian, ada anak, isteri atau keluarga yang lain. Penularannya kan bisa melalui banyak media,” sambungnya menerangkan.

Karena itu, Kadis mengimbau masyarakat yang terkena penyakit TB bersegera mengobatinya. Jangan sampai setelah penyakit ini sulit disembuhkan, baru kemudian diobati.

“Jadi kita minta jangan malu, mari sembuhkan. Jangan sampai nanti sudah masuk pada fase-fase kronis, baru disampaikan. Karena penyakit begitu bukan hanya merugikan diri sendiri, tapi merugikan orang lain juga. Kasian orang lain kalau kita malu atau takut berobat,” tukasnya. (*)

Font +
Font -