KATAKALTIM.COM -- Kalimantan merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang kaya akan nilai-nilai budaya dan kesenian.
Dalam nilai budaya dan kesenian tersebut, tak luput darinya lagu tradisional yang menyenangkan untuk didengar.
Baca Juga: Tak Main-main, Pemerintah Matangkan Rencana Pembangunan IKN
Selain itu lagu tradisional Kalimantan juga sarat akan makna. Pesan-pesan dan nasihat kehidupan tersirat dalam lagu-lagu daerah Kalimantan.
Baca Juga: Pihak Kepolisian Balikpapan Amankan TKP Korban Meninggal Dunia
Berikut ini beberapa lagu daerah Kalimantan yang populer yang telah dirangkum Katakaltim dari berbagai Sumber:
1. Lagu Daerah Kalimantan Selatan: Ampar-Ampar Pisang
Ampar-ampar pisang barangkali menjadi salah satu lagu daerah kalimantan yang paling populer. Lagu ini dinyanyikan khususnya di bangku SD dari Sabang hingga Merauke.
Lagu Ampar-ampar Pisang diciptakan oleh Hamiedan AC dan dibawakan dalam bahasa Banjar. Biasanya lagu ini dinyanyikan sebagai iringan dalam permainan tradisional.
Sesuai namanya, lagu tradisional Kalimantan Selatan ini menceritakan tentang proses pengolahan pisang menjadi makanan dengan cara diamparkan atau dijemur. Sayangnya pisang yang baru masak sebiji, sudah dimakan oleh anak-anak.
Lirik Lagu Ampar-ampar Pisang:
Ampar ampar pisang,
Pisangku balum masak,
Masak bigi di hurung bari-bari,
Masak bigi di hurung bari-bari...
Manggalepak manggalepok,
Patah kayu bengkok,
Bengkok dimakan api,
apinya cang curupan...
Nang mana batis kutung,
Dikitipi dawang
Dikitipi dawang
Ampar ampar pisang,
Pisangku balum masak...
Masak bigi di hurung bari-bari,
Masak bigi di hurung bari-bari...
2. Lagu Daerah Kalimantan Utara: Bebilin
Kalimantan Utara (Kaltara) memiliki lagu daerah yang populer berjudul "Bebilin". Lagu ini berisi petuah atau nasehat bagi masyarakat di Kalimantan Utara.
Salah satu lirik dalam lagu Bebilin ini berbunyi "Bebilin Yaki Yadu" yang artinya adalah pesan kakek dan nenek. Lirik lagu ini mengandung makna agar setiap orang selalu mengingat nasehat dari kakek, nenek dan leluhurnya.
Konon spirit dalam lagu ini sangat terasa dan mampu membangkitkan semangat setiap orang yang mendengarnya. Karena itu, lagi daerah ini biasa dinyanyikan pada saat bekerja keras seperti memanen padi dan sebagainya.
Lagu Daerah Kalimantan Utara ini menggunakan bahasa Tidung. Lagu ini memiliki beberapa versi, salah satunya berjudul Bebilin dipopulerkan oleh Siti Aisyah.
Lirik Lagu Bebilin
Inindang..... inindang... 2X
inindang..... inindang... 2X
i yadu yaki bebilin yadu yaki 2X
bebilin yadu yaki 2X
Suboi no labu bedilit 2X
Penembayuk de no fikir 2X
impeng de lunas insuai 2X
i yadu yaki bebilin yadu yaki 2X
Manongku te ganak kandis 2X
layau pegadan ku gino 2X
Tembelayan awoi lumot 2X
batang tembaloi ku gino 2X
i yadu yaki bebilin yadu yaki 2X
i yadu yaki bebilin yadu yaki 2X
Manongku te ganak kandis 2X
layau pegadan ku gino 2X
Tembelayan awoi lumot 2X
batang tembaloi ku gino 2X
i yadu yaki bebilin yadu yaki 2X
Sapu tangan jingga-jingga 2X
Mapit kegulu injakin 2X
Buwoi nio kati intamu 2X
Betapap maya bedindang 2X
I yadu yaki bebilin yadu yaki 2X
I yadu yaki bebilin yadu yaki 2X
I yadu yaki bebilin yadu yaki 3X
3. Lagu Daerah Kalimantan Barat: Cik Cik Periok
Cik-Cik Periok atau Cik Cik Periuk adalah lagu daerah yang berasal dari Kalimantan Barat, tepatnya di Kabupaten Sambas. Pencipta lagu ini tidak diketahui pasti, namun konon lagu tradisional ini sudah ada sejak 150 tahun yang lalu.
Disebutkan bahwa lagu ini diciptakan oleh Masyarakat Dayak pada jaman penjajahan Belanda. Konon, masyarakat Dayak Sambas pada jaman dahulu menggunakan lagu Cik-Cik Periok ini untuk menyindir kaum pendatang, yakni para tentara Jawa yang datang ke Kalimantan menggunakan pakaian Hindia Belanda.
Kata Cik Cik periuk memiliki arti bunyi-bunyian dari peralatan dapur. Sementara kata "Belanga Sumping dari Jawa" menggambarkan panci rusak yang berasal dari Jawa.
Isi sindiran tersebut terlihat dari lirik terakhir yang berbunyi "Cak cak bur dalam belanga" artinya semua bahan sudah tercampur dalam panci. Sedangkan lirik "idong picak gigi rongak" berarti hidung pesek dan gigi ompong.
Lirik Lagu Cik Cik Periok
Cik cik periook bilanga sumping dari jawe
Datang nek kecibook bawa kepiting dua ekook
Cik cik periook bilanga sumping dari jawe
Datang nek kecibook bawa kepiting dua ekook
Cak cak bur dalam bilanga picak iddung gigi rongak
Sape kitawa dolok dipancung raje tunggak
4. Lagu Daerah Kalimantan Selatan:
Saputangan Bapuncu Ampat
Lagu Saputangan Bapuncu Ampat adalah salah satu lagu daerah kalimantan Selatan. Lagu ini diciptakan oleh Zaini (Taboneo Group).
Lagu Saputangan Bapuncu Ampat ini adalah lagu berima atau berpantun. Lagu ini memiliki pesan moral yang membahas hubungan antar sesama manusia.
Dalam hubungan sosial, manusia biasanya terlibat dalam konflik. Namun sebaiknya hal tersebut janganlah membuat saling menyakiti satu sama lain.
Selain itu, lagu ini mengandung pesan bahwa sebagai manusia sebaiknya seseorang tidak menyimpan dendam dalam hatinya. Hal ini lantaran dendam bisa berpontensi untuk mengganggu kesehatan.
Lirik Lagu Saputangan Bapuncu Ampat
Saputangan babuncu ampat
Sabuncunya dimakan api
Dimakan api
Luka nang di tangan
Kawa dibabat
Luka nang di hati
Tabawa mati
Tabang bamban jangan diparit
'Mun diparit buang ka sumur
Buang ka sumur
Rindang pang dandam
Jangan diharit
Lamun diharit
Mambawa umur
5. Lagu Daerah Kalimantan Timur: Indung-indung
Ini juga salah satu lagu daerah kalimantan yang juga sudah sangat akrab di telinga. Khususnya di era tahun 90-an, lagu ini sangat populer dan ramai dinyanyikan.
Lagu Indung-indung merupakan salah satu lagu gambus melayu yang juga menggunakan sajak berima. Penciptanya adalah Ilin Sumarni.
Seperti lagu daerah lainnya, lagu ini juga mengandung pesan moral yang tinggi. Salah satunya adalah nasehat kepada anak-anak agar rajin dan berbakti pada agama dan orang tua.
Dari lirik-lirik yang digunakan, sangat nampak ajaran Islam yang kental dalam lagu ini. Seperti dalam lirik La Haula Wala Kuwata dan Hanya Tuhan yang Maha Esa.
Lirik Lagu Indung-Indung
Indung Indung Kepala Lindung
Hujan di Udik di Sini Mendung
Anak Siapa Pakai Kerudung
Mata Melirik Kaki Kesandung
La Haula Wala Kuwwatta
Mata Melihat Seperti Buta
Tiada Daya Tiada Upaya
Melainkan Tuhan Yang Maha Esa
Aduh Aduh Siti Aishah
Mandi Di Kali Rambutnya Basah
Tidak Sembahyang Tidak Puasa
Di Dalam Kubur Mendapat Siksa
Duduk Goyang Di Kusi Goyang
Beduk Subuh Hampir Siang
Bangunkan Ibu Suruh Sembahyang
Jadilah Anak Yang Tersayang. (*)