Katakaltim — Pesawat penumpang yang membawa 61 orang jatuh di luar Sao Paulo, Brasil pada Jumat sore waktu setempat. Tragedi itu menewaskan semua penumpang.
Rekaman dramatis yang beredar di media sosial menunjukkan jatuhnya pesawat dan badan pesawat yang hancur terbakar di tanah.
"Perusahaan menyesal untuk menginformasikan bahwa semua 61 orang di dalam pesawat 2283 meninggal di tempat kejadian," ucap pihak maskapai penerbangan Voepass mengutup CNN International, Sabtu (10/8/2024).
Pernyataan itu merevisi jumlah korban tewas yang semula 62 orang tewas. Berdasarkan info terkini, ada 57 penumpang dan empat awak di dalam pesawat.
Pejabat maskapai mengatakan semua penumpang memiliki dokumen Brasil, meski belum jelas apakah ada yang berkewarganegaraan ganda.
Data pelacakan penerbangan menunjukkan bahwa ATR 72-500, pesawat turboprop bermesin ganda, jatuh 17.000 kaki hanya dalam satu menit, tetapi belum jelas mengapa.
Penerbangan tersebut meninggalkan Cascavel, di negara bagian Parana, Brasil, dan sedang dalam perjalanan menuju Guarulhos, di negara bagian Sao Paulo.
Menurut data Flightradar24, pesawat itu kehilangan sinyal sesaat sebelum pukul 1:30 siang waktu setempat (12:30 siang ET).
Pesawat itu mulai kehilangan ketinggian satu setengah menit sebelum jatuh. Pesawat sudah melaju pada ketinggian 17.000 kaki hingga pukul 1:21 siang waktu setempat, ketika pesawat turun sekitar 250 kaki dalam 10 detik.
Kemudian pesawat naik sekitar 400 kaki dalam waktu sekitar delapan detik. Kemudian pesawat turun hampir 2.000 kaki. Lalu, dalam waktu sekitar satu menit, pesawat mulai turun dengan cepat, turun sekitar 17.000 kaki hanya dalam waktu satu menit.
Transmisi data terakhir dari pesawat tersebut adalah pada pukul 1:22 siang waktu setempat.
Penyebab Belum Diketahui
CEO Voepass Eduardo Busch dalam konferensi pers mengatakan belum ada informasi tentang apa yang menyebabkan kecelakaan itu.
"Seluruh kru kompeten. Kami menunggu akses ke semua komunikasi antara pilot dan menara kontrol untuk mendapatkan pemahaman yang lebih luas tentang apa yang terjadi," ucapnya.
Busch mengatakan pesawat itu memiliki dua kotak hitam, yakni perangkat penyimpan data penerbangan, yang dibuat tahan banting. Ada dua laboratorium berkualifikasi tinggi untuk menganalisis kotak hitam itu.
"Di satu sisi, data dari perekam masih bisa diambil, tetapi di sisi lain, ada kemungkinan bahwa, karena parahnya kecelakaan, perekam rusak, sehingga tidak mungkin untuk mengakses data yang direkam," kata Busch.
Sementara Sekretaris Keamanan Sao Paolo Guilherme Derrite dalam konferensi pers, menyampaikan tim medis berada di lokasi dan mengidentifikasi para korban.
Naasnya, banyak di antara mereka yang luka bakarnya terlalu parah untuk diidentifikasi secara visual.
Untuk membantu mengidentifikasi jenazah, keluarga diminta membagikan dokumentasi medis para korban "seperti pemeriksaan radiologi, medis, dan/atau gigi."
Menyela pidato di acara angkatan laut sore hari untuk membahas kecelakaan tersebut, Presiden Brazil Luiz Inacio Lula da Silva menyerukan hening cipta selama satu menit untuk mengenang kematian para penumpang dan awak pesawat.
"Saya ingin semua orang berdiri sehingga kita dapat mengheningkan cipta selama satu menit karena sebuah pesawat baru saja jatuh di kota Vinhedo... dan tampaknya mereka semua meninggal," ucapnya dalam sebuah video yang dibagikan di X.
Presiden kemudian mengumumkan tiga hari berkabung untuk para korban. (*)