Salah satu rumah warga di Gang Mawar, Sangatta Utara, Kabupaten Kutai Timur, direndam banjir pada Minggu 26 Januari 2025. (Dok: ainun/katakaltim)

Sangatta Diguyur Hujan Lebat, Sejumlah Titik Diserang Banjir

Penulis : Ainun
 | Editor : Agung
26 January 2025
Font +
Font -

KUTIMBanjir melanda Sangatta, Kabupaten Kutai Timur, setelah hujan mengguyur deras pada Minggu 26 Januari 2025.

Lokasi terdampak antara lain Kampung Kajang, Masabang, KL 1 Loamali, dan Loahitam.

Terpantau daerah paling parah adalah Masabang, berdekatan dengan Sungai Masabang, Sangatta Selatan.

Baca Juga: Banjir di PPU pada Rabu 15 Januari 2025. Saat ini pihak kepolisian tetap memantau dan memastikan distribusi bantuan kepada korban terdampak banjir dapat tersalurkan dengan lancar. (Dok: Afri/katakaltim)Banjir Melanda PPU: Ratusan Warga Terdampak, Polisi Siap Siaga Pastikan Bantuan Berjalan Lancar

Kepala BPBD Kutim, Idris Syam, mengatakan banjir mulai melanda kawasan tersebut sejak tiga hari terakhir.

Saat ini, kondisi air diperkirakan mencapai level 6,4 dengan status hijau pada volume air.

"Genangan sudah mulai terjadi sejak dua hari lalu, dan memasuki hari ketiga masih tergenang,” katanya saat dihubungi.

Pun ada potensi volume air naik, namun tidak signifikan, air cenderung stagnan.

Pihaknya juga telah menugaskan beberapa petugas di beberapa titik untuk terus memantau perkembangan lebih lanjut.

Pun demikian, pihak BPBD Kutim masih terus memantau situasi dan akan melakukan evakuasi jika debit air terus meningkat.

“Sejauh ini belum ada evakuasi karena kondisi air masih stagnan. Namun, jika terjadi kenaikan debit air, kami akan segera melakukan evakuasi," tegasnya.

Idris juga mengungkapkan peningkatan debit air karena aliran air dari Rantau Pulung, yang merupakan hulu dari Sungai Sangatta.

Selain itu, pasang surut air laut juga turut mempengaruhi kondisi ini.

“Selain aliran dari Rantau Pulung, yang biasanya menyebabkan peningkatan air di Sungai Sangatta, pasang surut air laut juga menjadi faktor pemicu banjir," katanya.

Pihak BPBD telah mengambil langkah antisipasi, mengingat peristiwa serupa terjadi pada 2024 lalu.

Beberapa langkah yang telah dilakukan termasuk memberikan edukasi terkait SOP penanggulangan banjir kepada masyarakat.

"Sejak awal, kami sudah memprediksi bahwa pada bulan Desember, Januari, dan Februari, curah hujan akan meningkat dan berpotensi menyebabkan banjir,” terangnya.

Karena itu pihaknya telah melakukan edukasi dan pembinaan kepada masyarakat melalui program Destana (Desa Tanggap Bencana) di Sangatta Selatan dan Sangatta Utara.

“Kami juga mengedukasi RT dan masyarakat mengenai SOP evakuasi selama banjir, karena pengalaman sebelumnya, banyak yang belum siap menghadapi bencana banjir," pungkasnya. (*)

Font +
Font -
# ePaper
Lebih Banyak >