BONTANG — Wali Kota Bontang Basri Rase pernah menginginkan Kota yang dipimpinnya saat ini dikenal sebagai Kota Domba atau Kota Kambing. Tak sampai di situ, dia juga mau kalau Kota ini menjadi Kota Jargas.
“Kita ingin Bontang ini kita jadikan Kota Jargas,” ucap Wali Kota Bontang Basri Rase, di Halal Square beberapa waktu lalu.
Sebelumnya Basri mengaku sudah melalukan rapat dengan pihak camat dan kelurahan terkait masalah data penerima bantuan jaringan gas (jargas).
Baca Juga: Basri Rase Diduga Mengumpulkan Jajaran Pemkot Bontang di Masa Cutinya Sebagai Calon Wali Kota
Di mana distribusi 11 ribu jargas di Kota Bontang, nyatanya tidak menyentuh sebagian wilayah pesisir.
“Ternyata data yang 11 ribu itu belum masuk masyarakat kita yang di atas laut,” katanya.
Untuk itu Basri menegaskan agar pihak yang terlibat bekerja serius dan melakukan pendataan yang valid dalam waktu dekat ini.
“Saya beri waktu pak Arif, pak Lurah, pak Camat. 3 hari, Senin, Selasa sampai Rabu, untuk mendata ulang semua rumah di atas laut,” tegasnya.
“Mulai Selambai, Tanjung Limau, Bontang Kuala, Tanjung Laut Indah, Tanjung Laut, Berbas Tengah, dan Berbas Pantai. Tolong saya bilang, tiga hari saya beri kesempatan sebelum tim turun,” sambungnya.
Untuk diketahui, sebelumnya Basri menyebut ke depan Kota Bontang tidak hanya dijuluki sebagai Kota Taman, tetapi juga Kota Kambing.
Hal itu dikatakannya saat menyambut Perhimpunan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) DPD Kota Bontang pada Sabtu (18/5/2024) di Pendopo.
Menurutnya, Bontang perlu melakukan diversifikasi ekonomi, yaitu proses mengalihkan perekonomian dari satu sumber pendapatan agar peningkatan ekonomi berjalan signifikan.
“Kemarin (17/5/2024) saya datangkan instruktur dari Malang. Agar kita mencoba melakukan diversifikasi ekonomi dengan ekonomi hijau, yaitu peternakan kambing dan domba,” ucapnya.
“Saya ingin Bontang bukan hanya dikenal sebagai Kota Industri, tapi saya juga ingin Kota Bontang itu dikenal sebagai Kota Domba atau Kota Kambing,” tambahnya.
Menurutnya, bidang peternakan merupakan potensi besar bagi daerah. “Ini peluang dan tantangan kita dalam hal ketahanan pangan.”
“Pakannya ndak perlu banyak, terus kebutuhan kita juga di sini sangat besar. Menurut Dinas Peternakan setiap tahunnya kita mengonsumsi dua ribuan kambing. Semuanya disuplai dari Jawa dan Sulawesi, dan ini potensi ekonomi kita,” sambungnya. (*)