Potret penyempitan aliran sungai di segmen jembatan PM Noor, Kota Samarinda (dok: SDA PUPR Kaltim)

Upaya Tangani Banjir, Pemkot Samarinda akan Bongkar Bangunan Warga di Bantaran Sungai Karang Mumus

Penulis : Galang
 | Editor : Agung
31 January 2025
Font +
Font -

SAMARINDA — Pemkot Samarinda punya rencana merelokasi warga yang bermukim di sekitaran bantaran Sungai Karang Mumus (SKM) demi menormalisasi aliran sungai.

Pernyataan itu disampaikan Andi Harun saat meninjau lokasi banjir di jalan PM Noor, bersama Balai Wilayah Sungai Kalimantan IV, Bidang Sumber Daya Air (SDA) PUPR Kaltim, pada Kamis 30 Januari 2025.

Menurut Andi Harun, berdasarkan hasil observasi, penyebab utama banjir di Kota Tepian adalah luapan air SKM karena adanya penyempitan aliran sungai.

Baca Juga: Potret Tugu Pesut di simpang Lembuswana dan Wali Kota Samarinda, Andi Harun (dok: galang/katakaltim)Tugu Pesut Senilai Rp1 Miliar Jadi Bahan Cibiran di Sosmed, Begini Tanggapan Wali Kota Samarinda

Solusinya adalah merelokasi pemukiman warga di bantaran SKM. Alasannya, bangunan di sana menjadi salah satu faktor terjadinya penyempitan sungai.

Baca Juga: Rumah Pak Atep Achmad (84), di sekitar jembatan PM Noor. Dipotret pada Minggu 2 Februari 2025. (Dok: galang/katakaltim)Rencana Pembongkaran Pemukiman di Bantaran Sungai Karang Mumus, Warga: Jangan Biarkan Kami Menganga di Bawah Langit!

"Dalam waktu dekat, kita akan melakukan pendekatan persuasif bersama warga yang bermukim di bantaran sungai untuk direlokasi," ucap Andi Harun kepada awak media.

Di tempat lain, katakaltim melakukan konfirmasi ke bidang SDA PUPR Kaltim, selaku pihak yang terlibat dalam pengerjaan teknis normalisasi SKM.

Menurut Kepala Seksi (Kasi) Irigasi Rawa bidang SDA, Fadli, dari data yang diberikan BWS, ada beberapa titik SKM yang membutuhkan normalisasi.

Fadli mengaku pihaknya telah melakukan normalisasi. Namun belum by design (sesuai perencanaan). Sebab beberapa titik masih terdapat pemukiman warga.

"Sudah dinormalisasi tapi belum sesuai design, karena masih ada rumah warga. Amfibi (jenis Excavator) itu lebarnya 8 meter, susah ke lokasi kalau jalannya sempit," terangnya saat ditemui di ruangannya, Jumat 31 Januari 2025.

Pun demikian, dia menilai penyempitan sungai bukan satu-satunya penyebab luapan air. Air pasang sungai Mahakam juga turut menjadi andil dalam peristiwa ini.

Kata Fadli, volume air SKM tinggi karena curah hujan bertemu dengan waktu pasang sungai Mahakam, juga dapat menyebabkan luapan.

"Air dari hulu besar, air laut tinggi, kan kita nggak bisa ngatur itu, tinggal cara menanganinya aja," pungkasnya.

Diketahui, rencana pemindahan warga di kawasan bantaran SKM, sesuai dengan pernyataan Andi Harun, bahwa pemerintah tidak akan membuat rusun.

Alasannya, biaya sangat mahal. Jadi warga hanya diberi uang ganti rugi atas pembongkaran bangunan.

“Tidak ada rusun, karena itu akan memakan biaya banyak dan waktu yang lama. Tapi tetap diberi uang ganti rugi,” ucap Andi Harun saat meninjau lokasi. (*)

Font +
Font -
# ePaper
Lebih Banyak >