KUTIM — Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTS) Kutim, Darsafani, mengungkapkan Kawasan Ekonomi Khsus (KEK) Maloy Dilirik Investor China.
“Kemarin ada PT. Anhui Guangxin Agrichemical yang dari china, itu sudah mengunjungi lokasi. Mereka berminat untuk berinvestasi,” ucapnya saat ditemui Kamis (12/9).
Darsafani menyatakan PT. Anhui akan membangun pabrik pupuk kimia di wilayah KEK Maloy, dengan total lahan yang direncanakan seluas 1.000 hektar.
1.000 hektar tersebut, merupakan jumlah 500 hektar milik masyarakat, dan 500 milik pemerintah daerah.
“Namun kami menyiapkan 300 hektar terlebih dahulu, melihat keseriusan mereka. Jangan sampai mereka menguasai lahan tetapi tidak dibangun,” tandasnya.
Dia menyebut, PT. Anhui telah meninjau lokasi KEK Maloy sebanyak 2 kali. Kunjungan pertamanya memastikan sarana dan prasarana yang ada di sana terpenuhi seperti air bersih, jaringan, infrastruktur jalan, listrik, dan pelabuhan.
Kunjungan kedua, mereka melakukan penawaran sewa lahan KEK Maloy. Nilai sewa tanah yang telah ditentukan sebesar Rp1.550 permeter.
“Dari penawaran yang kami tetapkan, mereka menawar Rp600. Itu terlalu redah, jika mereka setuju dengan ketetapan harga dari kami. Kalau mereka terima maka secepatnya kami akan melakukan MoU,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Darsafani mengatakan KEK Maloy telah mendapat dua perizinan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan serta Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Saat ini KEK Maloy tinggal menunggu perizinan dari Kementerian Perhubungan. Ia menyampaikan dalam waktu dekat izin tersebut akan keluar.
“Mudah-mudahan dalam minggu ini atau minggu depan sudah keluar. Kalau itu ada maka investor sudah dapat beroperasi di KEK Maloy tersebut,” tandasnya. (*)