BALIKPAPAN — Rapat Dengar Pendapat (RDP) DPRD Kota Balikpapan bersama perwakilan PT Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan dengan agenda kelangkaan BBM jenis Pertamax diwarnai aksi gebrak meja oleh anggota DPRD Kota Balikpapan.
Perwakilan PT Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan pun memilih walk out atau keluar dari RDP karena merasa terintimidasi.
Salah satu anggota Komisi III DPRD Balikpapan, Halili Adinegara dalam RDP ini meluapkan emosinya karena menilai Pertamina tidak serius melihat situasi krisis BBM yang terjadi di Kota Balikpapan.
Baca Juga: Wawali Balikpapan Apresiasi Langkah Dewan Setujui Rapreda Limbah B3 dan Kota Layak Anak
Dengan nada tinggi, Halili bahkan sampai menggebrak meja dan meneriakkan peringatan keras.
“Tidak ada kata besok! Siapa yang bertanggung jawab? Masyarakat antre panjang dan kalian bilang akan normal, tapi nyatanya kosong terus!” tegasnya.
RDP yang dihadiri perwakilan Area Manager Communication, Relation & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan, Edi Mangun menjadi tegang setelah beberapa anggota dewan mencecar Pertamina dengan pertanyaan-pertanyaan tajam.
Situasi memanas hingga akhirnya pihak Pertamina memilih keluar dari ruang rapat, merasa terintimidasi oleh suasana yang tidak kondusif.
RDP ini terjadi di tengah upaya normalisasi pasokan BBM yang sebelumnya dijanjikan Pertamina akan pulih sejak Selasa pagi.
Sebelumnya, dalam keterangan terpisah, Executive General Manager Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan, Alexander Susilo, menyebut bahwa stok BBM telah ditambah dari Banjarmasin dan Samarinda.
Bahkan, sebanyak 2.300 kiloliter telah tersedia untuk Balikpapan, dengan rencana SPBU akan ditunjuk untuk buka 24 jam guna menekan antrean.
Ketua DPRD Kota Balikpapan, Alwi Al Qadri mengatakan, RDP yang dilakukan bersama Pertamina ini juga menghadiri OPD terkait seperti Dinas Perdagangan dan Bagian Ekonomi Pemkot Balikpapab serta perwakilan ormas dan warga.
“Jadi kelangkaan BBM ini sudah terjai selama 5 hari terakhir ini, dimana efeknya sangat luar biasa hampir melumpuhkan kegiatan ekonomi di Kota Balikpapan,” ujarnya.
Diakuinya, saat ini terjadi antrean warga untuk mendapatkan BBM sepanjang 2-3 Kilometer disemua SPBU yang ada di Kota Balikpapan.
Namun dalam RDP yang dilakukan ini, katanya, pihaknya sangat menyangkan dimana meminta Executive General Manager Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan, Alexander Susilo, namun kegiatannya malah diwakilkan kepada stafnya.
“Ini artinya pihak pertamina tidak mau bertanggungjawab, karena tidak mau menjelaskan karena hanya mengirim perwakilan saja,” ucapnya.
DPRD Kota Balikpapan, katanya, tidak minta apa-apa, namun hanya ingin kepastian dari pihak pertamina yakni hari ini tidak ada lagi kelangkaan dan untuk selanjutnya juga tidak ada kelangkaan.
“Pasalnya, Kota Balikpapan berdekatan dengan kilang pengolahan BBM, namun terjadi kelangkaan BBM. Ibaratnya didepan mata pengolahannya, kok bisa terjadi kelangkaan,” ucapnya miris.
Dikatakannya, pihaknya ingin GM langsung yang menjelaskan tentang mengapa terjadinya kelangkaan BBM tersebut.
Dan GM juga wajib meminta maaf kepada seluruh warga Kota Balikpapan atas kejadian kelangkaan BBM tersebut.
“Permintaan maaf ini harus dilakukan secara tertulis dan terbuka, kepada publik,” tegasnya.
Sedangkan ditempat terpisah, Executive General Manager Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan, Alexander Susilo, menyebut bahwa stok BBM telah ditambah dari Banjarmasin dan Samarinda.
Bahkan, sebanyak 2.300 kiloliter telah tersedia untuk Balikpapan, dengan rencana SPBU akan ditunjuk untuk buka 24 jam guna menekan antrean. (*)