Musi Banyuasin — Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bersama PT PLN (Persero) terus memperluas pemerataan akses listrik di seluruh pelosok Tanah Air. Melalui Program Listrik Desa (Lisdes), ditargetkan sebanyak 1.285 desa akan mendapatkan akses listrik hingga akhir tahun 2025.
Program ini menjadi wujud nyata kehadiran negara dalam mewujudkan keadilan energi bagi seluruh rakyat Indonesia.
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menyampaikan hal tersebut saat meninjau progres pelaksanaan Program Listrik Desa serta kegiatan penyalaan Bantuan Pasang Baru Listrik (BPBL) di Desa Bandar Jaya, Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, Kamis (16/10).
“Terang listrik merupakan hak setiap warga negara. Target Bapak Presiden Prabowo yang kami jalankan adalah pemerataan listrik di seluruh Indonesia pada 2029–2030,” ujar Bahlil.
Menurut Bahlil, pembangunan infrastruktur kelistrikan di wilayah terpencil tidak selalu menguntungkan secara bisnis bagi PLN. Namun demikian, pemerintah menegaskan bahwa negara wajib hadir untuk menjamin akses energi yang setara bagi seluruh warga.
“Biayanya memang tinggi, tetapi negara harus hadir untuk memastikan masyarakat mendapatkan penerangan. Bapak Presiden sangat konsen agar listrik menjadi bentuk keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,” tegasnya.
PLN Komitmen Tuntaskan Pemerataan Listrik hingga Wilayah 3T
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menegaskan bahwa pihaknya siap mendukung penuh kebijakan pemerintah dalam percepatan pemerataan listrik, termasuk di wilayah 3T (terdepan, terluar, dan tertinggal).
“Melalui listrik, perubahan besar dapat terjadi bagi masyarakat — mulai dari peningkatan taraf hidup, tumbuhnya ekonomi desa, hingga terbukanya lapangan kerja baru. PLN siap menjalankan amanat pemerintah untuk menerangi seluruh negeri tanpa terkecuali,” ujar Darmawan.
Untuk mewujudkan target tersebut, PLN akan membangun infrastruktur jaringan tegangan menengah sepanjang 4.770 kilometer sirkuit (kms), jaringan tegangan rendah sepanjang 3.265 kms, serta 94.040 kilovolt ampere (kVA) gardu distribusi. Melalui upaya ini, lebih dari 77 ribu keluarga diharapkan dapat segera menikmati manfaat listrik.
“Ini bukan sekadar angka, tetapi perubahan kehidupan. Anak-anak bisa belajar di malam hari, pelaku usaha kecil dapat berkembang, dan desa menjadi lebih sejahtera,” tambah Darmawan.
Musi Banyuasin Jadi Contoh Implementasi Program Lisdes
Di Provinsi Sumatera Selatan, sebanyak 11 desa termasuk dalam daftar lokasi Program Lisdes Anggaran Belanja Tambahan (ABT) Tahun 2025. Tujuh di antaranya berada di Kabupaten Musi Banyuasin, yaitu Desa Bandar Jaya, Epil Barat, Kepayang, Mangsang, Muara Merang, Pangkalan Bulian, dan Sako Suban.
Kepala Desa Bandar Jaya, Rosidin, menyampaikan apresiasi dan rasa syukur atas realisasi program yang telah lama dinantikan masyarakat.
“Hampir 10 tahun warga menunggu. Alhamdulillah, dalam waktu dekat jaringan listrik akan terealisasi. Kami berterima kasih kepada Presiden Prabowo dan Bapak Menteri ESDM atas kerja keras menghadirkan program ini. Listrik ini sangat membantu perekonomian warga dan mendukung anak-anak kami belajar lebih baik,” ujarnya.
Sementara itu, Rohiya, warga Dusun 4 Sungai Putih, menceritakan bagaimana selama ini mereka harus menggunakan genset untuk penerangan malam hari dengan biaya cukup tinggi.
“Biasanya kami nyalakan genset dari jam enam sampai jam sembilan malam, biayanya Rp25 ribu per malam. Kalau sedang tak punya uang, ya gelap-gelapan. Semoga proses pemasangan listrik berjalan lancar,” tuturnya.
Wujudkan Keadilan Energi untuk Seluruh Rakyat Indonesia
Melalui Program Listrik Desa, pemerintah menegaskan komitmennya menghadirkan keadilan energi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di seluruh penjuru negeri.
Langkah ini sekaligus menjadi bagian dari upaya mewujudkan visi Indonesia Terang 2030, di mana seluruh desa dan dusun di Tanah Air dapat menikmati akses listrik secara merata sebagai fondasi utama pembangunan ekonomi dan sosial bangsa.
