Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bontang Winardi dalam rapat paripurna di Kantor DPRD Bontang, Bontang Lestari (aset: pribadi)

Winardi Sentil Halusinasi Pemkot Bontang Ihwal Pelayanan RSUD

Penulis : Agu
8 November 2024
Font +
Font -

BONTANG — Anggota DPRD Kota Bontang, Winardi, melayangkan komentar pedasnya kepada Pemkot Bontang yang tampak halu menyangkut pelayanan kesehatan utamanya di RSUD Taman Husada.

Awin—begitu dia disapa—menilai imaginasi atau khayalan Pemkot Bontang sangat tinggi lantaran ingin menjadikan RSUD Bontang sebagai pusat pelayanan kesehatan se-Bumi Etam.

“Dengan bangganya kita mengatakan, kalau bisa semua masyarakat Kaltim ke Bontang, kamar saja cuma 200 mau bangun rumah sakit tipe A, B, C. Ini loh cuman 200 bed-nya,” tegas Awin di Sekambing, Selasa (5/11/2024) lalu.

Baca Juga: Anggota DPRD Kota Bontang Winardi (aset: pribadi)Legislator Bontang Angkat Bicara Soal Pembangunan dan Penataan Pasar Rawa Indah

Komentar Awin itu disampaikan lantaran mendapat informasi ihwal waktu tunggu pasien di RSUD Taman Husada sebelum bisa masuk ke ruang rawat inap.

Baca Juga: Pemerintah Kota (Pemkot) Bontang menerima penghargaan Top Inovasi Pelayanan Publik untuk Kelompok Replikasi tahun 2024, dalam gelaran Gebyar Pelayanan Publik dengan tajuk "Wujudkan Ekosistem Pelayanan Publik Transformatif, Inovatif dan Inklusif", berlangsung di Jakarta Selatan, Selasa (8/10/2024). (aset: prokompim Bontang)Melalui Inovasi Unggulan Program Rentang Kasih, Pemkot Bontang Terima Penghargaan Top Inovasi Pelayanan Publik

Pasalnya, politisi PDI Perjuangan itu mengetahui sejumlah pasien terlebih dahulu harus menunggu sekitar 4 jam di Instalasi Gawat Darurat (IGD) sebelum memasiki kamar perawatan.

Lebih lanjut Awin mengaku tetelah menghubungi dr. Suhardi selaku Direktur RSUD Taman Husada Kota Bontang.

Katanya Suhardi mengungkapkan masalahnya ada keterbatasan jumlah kamar rawat inap sehingga terjadi pelambatan.

Alasannya, RSUD Taman Husada, yang merupakan satu-satunya RS Pemkot Bontang, hanya memiliki 200 kamar rawat inap.

Tentu saja ini tidak memadai untuk menampung jumlah pasien yang makin hari juga makin bertambah.

Untuk itu Awin mengajak Pemkot untuk duduk bersama-sama dan mencari solusi mengenai problem terbatasnya fasilitas rawat inap ini.

Dirinya menegaskan sangat dibutuhkan perencanaan dan penganggaran yang tepat agar ruang perawatan yang layak bisa terpenuhi. “Ayok kita diskusikan cari anggaran tambah ruang inap,” ajaknya.

Beberapa opsi yang diajukan termasuk mencari anggaran tambahan pembangunan ruang rawat inap melalui berbagai jalur, seperti bantuan keuangan (Bankeu) provinsi, APBN, atau APBD.

Dia juga mengingatkan pentingnya penyediaan dokumen perencanaan yang lengkap, seperti master plan, detail engineering design (DED), serta penyelesaian dokumen Andalalin dan Amdal, sebagai persiapan jika anggaran penambahan ruang rawat inap tersedia.

“Kita siap bekerja, ayok kita cari sama-sama. Jangan cuma tau habiskan, kita cari juga,” tukasnya (Adv)

Font +
Font -
# ePaper
Lebih Banyak >