KUKAR — Saat ini Lifting minyak hanya 580 ribu barel per hari. Sementara di dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) ditetapkan 605 ribu barel per hari untuk tahun 2025.
Pernyataan itu disampaikan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia usai berkunjung di Senipah-Peciko-South Mahakam (SPS) milik PT Pertamina Hulu Mahakam dan fasilitas Onshore Receiving Facility (ORF) milik ENI Muara Bakau, Rabu 30 April 2026.
Dalam Kunjungan itu Bahlil didampingi Gubernur Kaltim Rudy Masud. Mereka memantau langsung dan mengevaluasi perkembangan produksi migas.
Terpisah, Bahlil mengatakan kunjungan tersebut untuk memastikan target lifting migas nasional berjalan sesuai yang telah ditetapkan dalam APBD 2025.
Baca Juga: Polsek Sebulu Kukar Gerebek Penginapan, Amankan Sabu-Sabu 7,75 Gram
“InsyaAllah akan bisa mencapai bahkan melebihi target dari apa yang dicanangkan dalam APBN," ucap Bahlil dalam konferensi pers di Balikpapan.
Bahlil menambahkan, peningkatan lifting migas menjadi prioritas Pemerintah, sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto dalam Asta Cita yang menargetkan swasembada energi.
"Presiden telah menetapkan target strategis bagi produksi minyak nasional," jelasnya.
"Arahan Bapak Presiden Prabowo, meminta kepada kita (ESDM), pada tahun 2029 minimal 900 ribu barel oil per day hingga 1 juta bopd," tambahnya.
Lapangan SPS sendiri merupakan bagian integral Wilayah Kerja (WK) Mahakam, dengan kontrak berlaku sejak 1 Januari 2018 hingga 31 Desember 2037. PT Pertamina Hulu Mahakam memegang 90% partisipasi, sementara 10% sisanya dikelola PT Migas Mandiri Pratama Kutai Kalimantan Timur.
Itu berdasarkan perjanjian pengalihan dan pengelolaan yang ditandatangani pada 17 Juli 2019.
WK Mahakam membentang seluas 3.266 km dan meliputi beberapa lapangan gas serta minyak, didukung oleh enam fasilitas utama.
Hingga Maret 2025, rata-rata lifting Lapangan SPS mencapai 25.000 barel minyak dan kondensat per hari serta 399 juta standar kaki kubik gas per hari.
Sejak 2018 hingga kuartal I 2025, total bagi hasil yang disalurkan kepada Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) telah mencapai sekitar USD 207,5 juta.
Bahlil dalam kesempatan itu menyoroti peningkatan produksi migas bukan saja bergantung pada pengembangan lapangan baru, namun pada optimalisasi sumur-sumur lama (idle well).
Pemerintah menegaskan sejumlah sumur tua yang sebelumnya diperkirakan mengalami penurunan, justru mampu meningkatkan produksi dengan bantuan teknologi di lapangan, seperti penerapan Enhanced Oil Recovery. (*)