Dibaca
10
kali
Wakil ketua I DPRD PPU, Syahruddin M. Noor

Tingkatkan Produktivitas Petani, Pimpinan DPRD PPU Minta Percepatan Pembangunan Regulator Telake

Penulis : Darmawan
 | Editor : Wahyudi Yunus
11 March 2025
Font +
Font -

PENAJAM - Sektor pertanian di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) masih menghadapi tantangan besar, terutama dalam ketersediaan air dan akses pupuk.

Wakil Ketua I Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) PPU, Syahruddin M. Noor mengatakan, bahwa dua permasalahan utama ini telah menjadi sorotan, dan pihaknya mencari solusi konkret untuk meningkatkan produktivitas pertanian di wilayah tersebut.

"Salah satu solusi yang diusulkan adalah percepatan pembangunan Regulator Telake, yang dinilai dapat menjadi kunci utama dalam mengatasi krisis air, khususnya bagi masyarakat di Babulu yang selama ini bergantung pada curah hujan untuk mengairi lahan pertaniannya," kata Syahruddin M. Noor saat diwawancarai media, Selasa (11/03/2025).

Baca Juga: Anggota DPRD PPU Dukung Petani Babulu Untuk Tingkatkan Sektor Pertanian

Percepatan pembangunan Regulator Telake sangat dibutuhkan oleh masyarakat maupun petani di Babulu. Karena, apabila permasalahan tersebut segera ditangani, lanjut dia, produktivitas di sektor pertanian akan meningkat dan yang sebelumnya krisis air bisa teratasi.

Baca Juga: Legislator Kaltim Agiel Suwarno (dok:pribadi)Legislator Kaltim Angkat Bicara Menyangkut Penangkapan Petani di PPU

"Jika proyek ini diselesaikan oleh pemerintah pusat, maka permasalahan air untuk pertanian bisa teratasi,” terangnya.

Tidak hanya bagi sektor pertanian, tetapi keberadaan Regulator Telake tersebut akan berkontribusi sebagai penyediaan air bersih untuk kebutuhan rumah tangga di daerah yang berjuluk Benuo Taka itu.

"Jadi sekitar 21 hektare lahan pertanian yang nanti bakal menerima manfaat dari percepatan pembangunan Regulator Telake," pungkasnya. (RAH).

Politikus Partai Demokrat itu mengungkapkan, permasalahan pupuk juga masih menjadi hambatan bagi petani. Kata dia, solusi yang perlu dilakukan ialah menerapkan sistem pembayaran digital QRIS di kios pupuk.

Hal ini bertujuan untuk mengatasi kendala penggunaan kartu tani yang dinilai kurang efektif akibat proses birokrasi yang rumit.

“Banyak petani yang mengalami kesulitan karena saldo kartu tani kosong, sehingga harus diisi ulang sebelum bisa digunakan untuk membeli pupuk. Ini menyulitkan mereka,” jelasnya.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, Syahruddin mengusulkan agar Bank Kaltimtara menyediakan dana awal bagi petani, yang nantinya dapat dikembalikan setelah masa panen, menurut dia, pihak bank telah menyetujui ide tersebut dan siap mendukung implementasi sistem pembayaran digital di kios pupuk.

“Kami ingin mempermudah akses petani dalam mendapatkan pupuk dengan sistem pembayaran QRIS di setiap kios. Ini akan mengurangi hambatan yang selama ini menjadi keluhan utama petani,” pungkasnya.

Sebagai wakil rakyat, kata dia, harus berperan untuk memberikan saran dan dorongan kepada pemerintah daerah agar lebih memperhatikan kebutuhan petani di PPU. Dengan mengambil langkah strategis ini, diharapkan kesejahteraan petani dan masyarakat Benuo Taka secara keseluruhan dapat meningkat. (Darmawan)

Font +
Font -
# ePaper
Lebih Banyak >