Payload Logo
s-359220251125190942934.jpg
Dilihat 378 kali

Aksi penolakan terhadap kerusakan lingkungan yang digelar di area Sungai Mahakam (dok: XR Kaltim Bunga Terung)|

COP 30 dan Proyek Transisi Energi Gagal, Hentikan Kecanduan Batubara Kaltim

Penulis: Salsabila Resa | Editor: Agu
16 November 2025

KALTIM — Saat ini tengah berlangsung Konferensi Perubahan Iklim PBB ke-30 yang dikenal dengan nama COP 30 di Belem, Brasil.

Konferensi tersebut membahas beberapa poin penting terkait perubahan iklim dan transisi energi.

Delegasi Indonesia yang hadir berjumlah 450 orang. Dipimpin langsung Utusan Khusus Presiden Bidang Perubahan Iklim dan Energi, yakni Hashim Djojohadikusuma.

Dia adalah adik Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto. Ia menjadikan isu Transisi Energi dan perdagangan Karbon sebagai isu utamanya.

Delegasi Indonesia berkomitmen mempercepat transisi energi, dengan fokus pada pengembangan energi terbarukan.

Isu Transisi energi sendiri adalah proses perubahan dari sumber energi fosil ke sumber energi yang lebih bersih dan berkelanjutan.

“Namun, faktanya isu ini hanya bagus di konsep namun nol dalam tindakan,” ucap pihak Extinction Rebellion Kaltim (XR KALTIM Bunga Terung) dalam keterangan resminya yang diterima katakaltim, Minggu 16 November 2025.

Fakta-fakta di lapangan masih terus memperlihatkan di tengah gencarnya proyek

transisi energi Indonesia.

Dananya sangat besar sekitar $25-30 miliar USD hingga tahun 2030, atau sekitar Rp350 hingga Rp420 triliun.

Proyek transisi energi malah kerap digunakan

sebagai alasan menghancurkan hutan demi membangun proyek-proyek energi terbarukan.

Seperti tambang dan pembangkit listrik untuk Baterai Listrik, bahkan pembangkit Listrik tenaga surya.

Isu ini juga digunakan sebagai alasan meningkatkan eksploitasi sumber daya alam, seperti penambangan mineral, Batubara, Nikel dan bahkan pasir sylica.

Di Kalimantan Timur sendiri di tengah Proyek Transisi Energi, provinsi ini tetap tak bisa

melepaskan diri dari kecanduan batubara.

Dan tetap menjadi Provinsi Penghasil batubara terbesar di Indonesia, dengan produksi mencapai 268 juta ton pada tahun 2020.

“Dan itu melonjak tajam mencapai 368 Juta Ton tahun 2024 atau sekitar 44% dari Produksi nasional,” jelasnya.

Penghancuran Hutan Kaltim atau deforestasi juga masih tertinggi di Indonesia. Kalimantan Timur tercatat kehilangan 44.483 hektare hutan pada 2024.

Kabupaten Kutai Timur menjadi daerah dengan deforestasi tertinggi, mencapai 16.578 hektare dan Perluasan Produksi Batubara Adalah penyebab utamanya.

Untuk itu XR KALTIM Bunga Terung mendesak Pemerintah untuk:

1. Menghentikan Ketergantungan negara dan Kalimantan Timur pada bahan bakar fosil, dan memutus semua Proyek transisi Energi yang menggunakan bakar fosil sebagai sumber energi utama termasuk menghentikan Pasokan Batubara pada smelter-smelter Nikel.

2. Segera Menghentikan Proyek Tipu-Tipu atas nama Transisi Energi, Proyek ini harus dilakukan dengan cara yang adil dan berkelanjutan, dengan memperi perlindungan terhadap Lingkungan dan hak-hak masyarakat dalam proses Transisi energi.

3. Mengedepankan Partisipasi Masyarakat dan Menjamin Veto Masyarakat dalam proses pengambilan keputusan terkait transisi energi. (Caca)