KUTIM — Anggota DPRD Kutim, Yusri Yusuf memberikan atensi atas informasi yang belakangan ramai di masyarakat.
Beredar potongan tabel yang menunjukkan pengerjaan proyek yang menumpuk di satu Desa di Kecamatan Kaliorang, Kabupaten Kutai Timur (Kutim).
Totalnya ada sekitar 34 jumlah proyek dengan besaran nilai mencapai Rp7,155 Miliar.
Menurut Yusri, pengadaan yang berada di satu titik bukanlah masalah. Tentu saja jika selama prosesnya melalui lelang atau tender.
"Ya enggak ada masalah. Selama itu tender," jelasnya saat ditemui Katakaltim, Selasa 18 November 2025.
Namun yang menjadi masalah kata dia, jika proyek tersebut merupakan pengadaan langsung (PL) dari pemerintah. “Itu yang masalah, kenapa menumpuk di satu titik ada apa?" ucapnya.
Terkait informasi tersebut, ia mengaku tau apa-apa. Dan butuh informasi tambahan apakah proyek tersebut merupakan hasil lelang atau PL.
Lebih jauh dia menyatakan jika proyek tersebut merupakan tender, berarti ada ketidakjelian penyelenggara lain untuk mengawasi saat proses lelang dibuka. Hingga membuat pemenang tender menumpuk di satu titik.
Namun, Yusri juga menyebut, sekalipun itu hasil tender, mengingat jumlahnya mencapai puluhan, juga memberikan tanda tanya.
"Itu enggak bisa, kalau pun itu tender kalau saya pikir balik lagi urgensinya. Kalau betul-betul dibutuhkan masyarakat saya pikir gak masalah," jelasnya. "Berapa pun disitu kalau urgen gak masalah. Misal kawasan sering banjir akan dibangun turap, drainase, itu aman," jelasnya.
Berdasarkan informasi pada tabel yang beredar terdapat beberapa jenis pengerjaan, salah satunya didominasi oleh proyek peningkatan jalan, lalu peningkatan drainase, pembuatan badan jalan.
Namun hingga informasi ini beredar di masyarakat, belum ada pernyataan resmi dari pemerintah mengenai jumlah proyek yang menumpuk di satu titik, tepatnya Desa Bukit Makmur. (Adv)
