BALIKPAPAN — Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan sudah mengantongi predikat Utama dalam penilaian Kota Layak Anak (KLA).
Predikat KLA itu diberikan oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPA) pada Mei 2025 lalu.
Tapi, tentu ada tugas baru: pembenahan fasilitas publik yang mendukung perkembangan anak.
Katanya, ada 2 taman kota sebagai contoh dan akan diprioritaskan dibenahi supaya memenuhi standarisasi Ruang Bermain Ramah Anak (RBRA), yaitu Taman Bekapai dan Taman Tiga Generasi,
Pembenahan dilakukan melalui penilaian mandiri, serta pengisian borang evaluasi yang telah ditetapkan pemerintah pusat.
Keterangan DP3AKB Balikpapan
Plt. Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Balikpapan, Nursyamsiarni D. Larose menjelaskan, target utama bukan hanya menyediakan sarana bermain yang menarik.
“Tapi kita mau memastikan keamanan dan kenyamanan anak. Itu tentu saja menjadi aspek utama,” ucapnya kepada awak media, Selasa 28 Oktober 2025.
Berbagai standar keamanan diterapkan secara ketat. Misalnya, pemilihan tanaman tidak boleh membahayakan anak.
Tanaman berduri seperti bougenvil akan dilarang berada di area bermain. Alat permainan juga wajib memenuhi standar keselamatan, tidak memiliki sudut tajam dan dilengkapi pelindung.
DP3AKB juga mendorong pemasangan papan informasi berisi nilai kebangsaan dan edukasi sederhana. Seperti keselamatan lingkungan serta pencegahan kebakaran. ang menyenangkan.
“Taman harus berperan ganda. Anak bisa bermain sambil belajar. Karena itu setiap elemen akan benar-benar didesain ramah bagi mereka,” jelasnya.
Fasilitas Bukan untuk Orang Dewasa
Lebuh jauh dirinya juga menyoroti desain fasilitas yang selama ini lebih banyak menyesuaikan kebutuhan orang dewasa.
Contohnya, tinggi bangku taman yang kerap menyulitkan anak duduk nyaman tanpa memanjat.
Dimensi tempat duduk yang tidak sesuai tinggi badan anak akan diperbaiki. Detail seperti ini sangat berpengaruh pada kenyamanan mereka.
Nursyamsiarni memastikan, instrumen penilaian RBRA mencakup berbagai aspek mulai dari aksesibilitas, dukungan masyarakat sekitar.
“Hingga keberlanjutan fungsi taman,” tukasnya.
Pemkot berharap pembenahan dua taman tersebut dapat menjadi percontohan yang menular ke seluruh wilayah kota.
Seluruh anak di Balikpapan ditarget kelak punya akses merata terhadap ruang bermain yang aman dan inklusif.
“Ke depan tidak boleh ada lagi taman yang hanya sekadar ada. Semua harus memenuhi standar sehingga anak-anak kita bisa tumbuh di lingkungan publik yang mendukung perkembangan terbaik mereka,” pungkasnya. (Han)








