Balikpapan — PT Pertamina (Persero) resmi memulai pengoperasian awal (initial start-up) Unit Residual Fluid Catalytic Cracking (RFCC) Complex di Kilang Balikpapan. Momentum ini bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan dan menjadi tonggak penting dalam proyek strategis nasional Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan.
Unit RFCC Complex menjadi jantung modernisasi kilang yang akan memperkuat produksi bahan bakar berstandar Euro V sekaligus meningkatkan efisiensi serta nilai ekonomi produk olahan Pertamina.
Proyek RDMP Balikpapan digarap oleh PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) melalui anak usahanya PT Kilang Pertamina Balikpapan (KPB) dengan total investasi mencapai USD 7,4 miliar atau sekitar Rp120 triliun. Proyek ini tercatat sebagai proyek kilang terbesar di Indonesia dan salah satu yang paling strategis di kawasan Asia Tenggara.
“Pengoperasian awal Unit RFCC Complex hari ini menjadi langkah penting dalam rangkaian start-up unit utama pengolahan. Untuk kelancaran proses ini, kami melaksanakan doa bersama,” ujar Pjs Corporate Secretary KPI, Milla Suciyani, dalam keterangan resminya.
Acara doa bersama tersebut dihadiri oleh jajaran komisaris, direksi, dan manajemen KPI serta KPB, bersama para pekerja kilang.
Kapasitas Kilang Naik Signifikan
Melalui proyek RDMP Balikpapan, kapasitas pengolahan minyak mentah meningkat dari 260 ribu menjadi 360 ribu barel per hari. Selain itu, sejumlah infrastruktur pendukung telah rampung, antara lain pembangunan fasilitas tambat Single Point Mooring (SPM) 320.000 DWT, dua tangki penyimpanan minyak mentah berkapasitas 1 juta barel, serta unit pemurnian LPG berkapasitas 43 ribu ton per tahun.
Milla menjelaskan, proyek ini mendapatkan dukungan penuh dari pemerintah karena berperan strategis dalam memperkuat kemandirian energi nasional.
“RDMP Balikpapan memperkuat swasembada energi, mendorong hilirisasi industri, dan menegaskan posisi Pertamina sebagai tulang punggung transformasi energi Indonesia menuju kemandirian dan keberlanjutan,” jelasnya.
Manfaat Ekonomi dan Lingkungan
Selain meningkatkan kapasitas, kilang yang telah dimodernisasi ini akan menghasilkan gasoline, diesel, avtur, dan LPG sesuai standar Euro V. Tambahan produksi LPG diperkirakan mencapai 336 ribu ton per tahun, sehingga mendukung upaya transisi menuju energi yang lebih bersih.
Dari sisi ekonomi, RDMP Balikpapan diproyeksikan mampu menghemat impor BBM hingga Rp68 triliun per tahun dan memberi kontribusi sekitar Rp514 triliun terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional.
Dengan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) lebih dari 35%, proyek ini juga telah menyerap lebih dari 24 ribu tenaga kerja pada masa puncak konstruksi. Tak hanya itu, Pertamina turut menjalankan berbagai program tanggung jawab sosial (CSR) di bidang pendidikan, kesehatan, dan lingkungan hidup.
Komitmen ESG dan Standar Global
KPI menegaskan komitmennya untuk menjalankan bisnis pengolahan minyak dan petrokimia berbasis prinsip ESG (Environment, Social & Governance). Perusahaan juga telah menjadi anggota United Nations Global Compact (UNGC) dan menerapkan Sepuluh Prinsip Universal dalam operasionalnya.
KPI menargetkan untuk menjadi perusahaan kilang dan petrokimia berkelas dunia yang ramah lingkungan, bertanggung jawab sosial, serta memiliki tata kelola perusahaan yang transparan dan berkelanjutan.







