KATAKALTIM.COM -- Pada tahun 2024 pengembangan dan pemanfaatan teknologi Artificial Intellegence (AI) akan semakin digencarkan di berbagai perusahaan dunia.
Hal ini diprediksikan oleh perusahaan infrastruktur dan layanan teknologi informasi (IT) global, NTT Ltd.
Baca Juga: Teknologi AI Bangkitkan Tokoh Dunia, Mulai Elvis Presley Hingga Presiden Republik Indonesia
Menurut Group EVP, New Ventures and Innovation, NTT Ltd, Shahid Ahmed perpaduan antara tren baru dan tren utama yang semakin berkembang di seluruh jaringan, Edge, 5G Privat, pusat data dan cloud juga akan menjadi fokus di 2024 ini.
"Adopsi AI tumbuh secara eksponensial dan dengan artificial general intelligence (AGI) dan singularitas teknologi yang masih jauh di masa depan, manusia akan menjadi bagian penting dalam kisah AI," kata Shahid Ahmed melalui keterangan resminya, Rabu (3/1/2024).
Menurut Shahid, setiap perusahaan harus melihat lebih jauh ke depan untuk memastikan mereka memiliki kemampuan untuk memanfaatkan teknologi baru di masa depan dan berupaya mencapai target yang lebih berkelanjutan.
1. ‘Dark NOC'
Dengan kemajuan AI untuk operasi TI (AIOps), gagasan Network Operations Center yang sepenuhnya otomatis dan tanpa intervensi manusia merupakan harapan ideal. Selama 12 bulan ke depan, perusahaan jaringan akan lebih lanjut menanamkan AIOps ke dalam operasi mereka yang lebih luas untuk meningkatkan kualitas jaringan, mendukung teknisi, dan memodernisasi infrastruktur.
Meskipun otomatisasi merupakan inti dari ‘Dark NOC’, peran manusia tetap akan menjadi kunci keberhasilannya. Penyedia jaringan internet perlu fokus pada peningkatan keterampilan, sekaligus memastikan mereka telah melakukan persiapan yang diperlukan dari sudut pandang teknologi, mulai dari standardisasi API hingga optimalisasi pemrosesan data.
2. AI yang lebih inovatif
Rak data center atau rak server pada umumnya mengonsumsi sekitar 6 hingga 8 kilowatt listrik. Dengan hadirnya teknologi AI, akan semakin mempercepat peningkatan kepadatan tersebut dan sekarang sudah lumrah melihat rak berkapasitas 50 hingga 100 kilowatt, bahkan lebih.
"Harapannya adalah konsumsi listrik akan berlipat ganda dan tiga kali lipat di tahun-tahun mendatang. Rak-rak server ini, tentunya menghasilkan lebih banyak panas, dan membutuhkan lebih banyak pendinginan, menjadi tantangan bagi perusahaan-perusahaan yang memiliki target net zero," kata dia.
Pada 2024, akan lebih banyak perusahaan yang bekerja sama dengan penyedia sumber daya energi listrik untuk mengeksplorasi opsi yang lebih berkelanjutan.
Pengetatan peraturan pusat data akan mempercepat tren disruptif ini, karena semakin banyak pemerintah dan pelanggan yang menetapkan penggunaan atau pasokan efisiensi energi tertentu untuk memenuhi tujuan keberlanjutan mereka kedepannya.
"NTT sudah menggunakan teknik-teknik seperti pendinginan dengan menggunakan cairan, proyek pemanas distrik, dan penelitian panel surya di ruang angkasa untuk memberi daya pada pusat datanya, dan lain-lain," terangnya.
3. Keberlanjutan solusi teknologi terbaru
Tahun 2024, keberlanjutan akan memberikan dampak yang jauh lebih besar terhadap teknologi yang diujicobakan, diinvestasikan, dibeli, dan dikembangkan oleh tim TI, terutama seiring dengan berkembangnya peraturan, pengembangan baru, dan pengetatan.
Dalam perjalanan menuju target net zero dan ramah lingkungan, perusahaan akan semakin memanfaatkan teknologi baru seperti jaringan Private 5G, yang digunakan oleh perusahaan global seperti LyondellBasell dan Schneider Electric, untuk mendorong penerapan smart factory yang dapat berkontribusi terhadap inisiatif ESG, mulai dari mitigasi karbon hingga ekonomi sirkular perangkat keras infrastruktur.
4. Jaringan kabel optik
Meningkatnya fokus pada efisiensi, keandalan, keberlanjutan, dan kesiapan jaringan di masa depan akan membawa jaringan optik ke depan pada 2024. Uji coba terbaru membuktikan potensi tersebut berhasil mencapai tingkat transmisi 1,2Tbps.
Di semua industri, lebih dari 90 persen eksekutif senior ingin memodernisasi jaringan mereka untuk memastikan mereka siap menghadapi tantangan yang sedang dihadapi serta tantangan yang akan datang.
Ada juga upaya terpadu yang lebih luas untuk mengatasi keterbatasan infrastruktur yang ada dengan teknologi optik. Hingga kini, telah diketahui terdapat lebih dari 100 perusahaan kini bermitra untuk memajukan IOWN (Jaringan Optik dan Nirkabel Inovatif) untuk memastikan dunia siap menghadapi teknologi masa depan dan mendorong jaringan optik agar lebih umum digunakan.
5. Ekosistem IoT
Kombinasi IoT, Private 5G, dan edge computing akan memungkinkan perusahaan mendapatkan wawasan secara real-time dan membuat kebijakan yang lebih baik.
Ketika perusahaan mempercepat upaya digitalisasi, maka diperlukan lebih banyak konektivitas dan lebih banyak perangkat teknologi terbaru karena perusahaan terus mendigitalkan lingkungan fisik.
Keunggulan ini akan semakin penting karena perusahaan membutuhkan data untuk memenuhi platform analitik yang didukung oleh AI/ML (artificial intelligence/machine learning). Peningkatan otomatisasi karena kekurangan tenaga kerja, computer vision dan digital twins akan menjadi kasus penggunaan utama yang mendorong kebutuhan akan kemampuan edge yang kuat.
Untuk melangkah lebih jauh, Perusahaan memerlukan bantuan dari luar, dengan 8 dari 10 perusahaan memperkirakan ketergantungan mereka pada layanan edge pihak ketiga akan meningkat dalam dua tahun ke depan.
"NTT dan mitra-mitranya menggunakan keahlian gabungan mereka untuk memenuhi kebutuhan akan perangkat berkemampuan 5G yang mendukung beberapa contoh kasus. Seperti perangkat push-to-talk, headset augmented reality, kamera dan sensor visi komputer di seluruh sektor manufaktur, otomotif, logistic, dan industri lainnya, khususnya seputar jaringan privat dan P5G," beber dia.
6. Keahlian manusia menerapkan sistem AI
Laporan Global CX NTT 2023 menemukan bahwa sebagian besar interaksi CX (customer experience) masih memerlukan intervensi manusia, dan para eksekutif sepakat bahwa hal ini akan tetap menjadi bagian penting dalam perjalanan pelanggan.
Meskipun 4 dari 5 perusahaan berencana memasukkan AI ke dalam penyampaian CX dalam 12 bulan ke depan, faktor manusia masih menjadi kunci keberhasilannya.
Ketika perusahaan mengalihkan perhatian mereka pada otomatisasi agar dapat meningkatkan dan menyempurnakan kemampuan manusia, mereka akan memberikan penekanan lebih besar untuk mengatasi kekurangan keahlian yang semakin meningkat agar dapat mengikuti perkembangan AI.
Dasar-dasar AI dan analisis big data akan menjadi keahlian dasar bagi sebagian besar pekerjaan di berbagai industri. Namun, perekrutan karyawan baru bukanlah satu-satunya jalan keluar.
Penelitian yang dilakukan oleh NTT DATA menemukan bahwa para pemimpin dunia usaha cenderung memperoleh profitabilitas lebih dari 25 persen selama tiga tahun terakhir karena adanya investasi dalam inisiatif pengembangan keterampilan (reskilling and upskilling).
"Tren ini akan berlanjut hingga tahun 2024, dengan metode pendidikan yang lebih dipersonalisasi untuk mengatasi kesenjangan keterampilan dan memenuhi kebutuhan perusahaan," sambungnya.
7. Invisible clouds bergerak lebih dalam
Ketika berfungsi dengan baik, lingkungan cloud menjadi tidak terlihat, membiarkan aplikasi berada di panggung utama.
Manfaat dari cloud sebagian besar telah dirasakan di lingkup perkantoran, project management tools, solusi CRM, dan sejenisnya. Sayangnya, pemanfaatan cloud belum sepenuhnya dikuasai oleh industri tertentu. Namun, semua itu akan berubah tahun depan.
"Pada tahun 2024, paket software vertical cloud, PaaS, dan IaaS layer akan lebih banyak digunakan untuk orientasi kebutuhan industri yang berfokus pada target bisnis. Para analis telah memperkirakan hal ini cukup lama, dan kini banyak yang berminat dengan proyek-proyek tersebut," jelas dia.
Penyedia layanan transformasi untuk industri transportasi dan pertahanan telah bertransisi ke penggunaan infrastruktur cloud untuk mengoptimalkan pengeluaran dan mengurangi biaya. (*)