Payload Logo
3-255920251125184750536.jpg
Dilihat 383 kali

Forum Duta Budaya (FDB) Kutai Timur menggelar kegiatan bertajuk “Pemuda Menyapa” (Dok: Caca/katakaltim)

Program “Pemuda Menyapa” di Kutim Dorong Aksi Nyata Dunia Pendidikan

Penulis: Salsabila Resa | Editor: Hilal
5 Agustus 2025

KUTIM — Forum Duta Budaya (FDB) Kutai Timur menggelar kegiatan bertajuk “Pemuda Menyapa”, Senin 4 Agustus 2025.

Katanya agenda ini sebagai bentuk kontribusi dalam membangun karakter dan wawasan generasi muda di dunia pendidikan.

Program ini berlangsung di tiga sekolah yang berada di Sangatta. Antara lain SMPK Santo Fransiskus Assisi (341 siswa), SMK Negeri 2 Sangatta Utara (75 siswa), dan SMA Negeri 2 Sangatta Utara (280 siswa).

Forum tersebut menghadirkan tiga pembicara muda inspiratif dengan rekam jejak di tingkat regional dan nasional:

Handi Wijaya, 1st Runner Up Putera Wisata Indonesia, menyajikan materi Pariwisata. Reza Alfani, Duta Budaya Provinsi Kalimantan Timur, memaparkan materi Kebudayaan. Dan Alfarizy Editya, Mister Teen Kalimantan Timur, menyampaikan materi Kepemudaan sekaligus mengkampanyekan project kosakata.

Ketiganya adalah pemuda daerah yang telah menginspirasi lewat perannya dalam ajang budaya, kepemudaan, dan pariwisata nasional.

Program Pemuda Menyapa mengusung pendekatan dialogis dan interaktif, menghadirkan ruang terbuka bagi siswa berdiskusi tentang potensi lokal, pentingnya menjaga budaya, serta peran generasi muda dalam pembangunan daerah.

Menurut Riswan Ardhi, selaku Project Director Pemuda Menyapa, kegiatan ini lahir dari semangat membawa isu-isu strategis ke tengah pelajar secara ringan namun berdampak.

“Kami ingin membangun kesadaran kolektif.

Jadi pelajar bukan hanya penerima informasi, tapi calon pemimpin dan penggerak daerah. Budaya, pariwisata, dan kepemudaan adalah titik masuk yang relevan dengan realitas Kutai Timur,” ujar Riswan.

Andika, selaku Pembina Proyek, menambahkan kegiatan ini adalah contoh konkret kolaborasi pemuda dan komunitas dalam menyemai karakter pelajar.

“Kita dorong FDB menjadi simbol budaya. Juga menjadi motor penggerak kegiatan edukatif. Kegiatan ini menunjukkan pendidikan karakter bisa berjalan seiring promosi budaya dan daerah,” jelasnya.

Para siswa pun menyambut positif kegiatan ini. Antusiasme peserta terlihat dari semangat berdiskusi, bertanya, dan terlibat aktif dalam sesi materi.

“Kegiatan ini menyadarkan saya bahwa meskipun masih SMP, saya tetap punya peran untuk ikut menjaga budaya dan mengenalkan daerah saya ke orang lain,” ujar Ignatia, siswi SMPK Santo Fransiskus Assisi Sangatta.

Kegiatan ini turut didukung berbagai mitra lokal yang peduli terhadap pengembangan pemuda dan pelestarian budaya, yakni: Insight Borneo, Batik Paku, Raftyka Tailor and Modiste, dan Pancaya Kutai Timur.

FDB Kutim berharap Pemuda Menyapa dapat terus menjadi gerakan berkelanjutan yang menjangkau lebih banyak sekolah dan daerah di masa depan. (Adv)