BALIKPAPAN — Upaya Pemerintah Kota Balikpapan dalam menekan angka stunting terus digencarkan.
Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), angka stunting di Balikpapan saat ini masih berada pada kisaran 24,8 persen.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Balikpapan, Alwiati, menegaskan persoalan stunting masih menjadi perhatian serius pemerintah yang harus dikebut dengan berbagai inovasi.
“Kami terus berupaya menurunkan angka stunting melalui berbagai inovasi, salah satunya dengan program Gempur Stunting yang menggerakkan peran aktif posyandu di seluruh wilayah,” ujar Alwiati saat ditemui belum lama ini.
Sebagai bentuk apresiasi, Dinkes Balikpapan memberikan penghargaan kepada kelurahan dan puskesmas yang berhasil mencapai 100 persen kunjungan posyandu.
Menurut Alwiati, capaian tersebut menjadi langkah strategis mengintervensi spesifik terhadap bayi, balita, dan ibu hamil agar tidak muncul kasus stunting baru di tahun-tahun mendatang.
“Melalui kunjungan posyandu yang maksimal, kita bisa memastikan seluruh ibu hamil dan anak balita mendapatkan pemeriksaan gizi serta layanan kesehatan yang memadai. Ini penting agar tidak ada lagi tambahan kasus stunting,” tegasnya.
Selain fokus pada pencegahan stunting, pemerintah kota juga memperkuat program Makanan Bergizi (MBG) di sekolah-sekolah guna memastikan anak-anak mendapatkan asupan gizi seimbang.
Tak hanya itu, Dinas Kesehatan juga menargetkan penurunan kasus penyakit menular, khususnya tuberkulosis paru (TBC), yang hingga kini masih menjadikan Indonesia sebagai negara dengan kasus tertinggi kedua di dunia.
“Kami berharap dengan kerja keras dan kolaborasi semua pihak, kasus penyakit menular maupun tidak menular di Balikpapan dapat terus ditekan. Tujuannya jelas: mewujudkan masyarakat Balikpapan yang sehat, produktif, dan bebas stunting,” pungkas Alwiati. (Han)








