Dibaca
65
kali
Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia (dok: @bahlillahadalia)

Tanggapan Bahlil Soal Tambang di Raja Ampat yang Mengancam Ekosistem

Penulis : Agu
5 June 2025
Font +
Font -

RAJA AMPAT — Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia buka suara perihal adanya tambang nikel di Raja Ampat, Papua yang disebut-sebut mengancam ekosistem alam sekitar.

Menurut Bahlil, pemerintah bakal mengevaluasi kembali aktivitas pertambangan nikel yang ada di wilayah tersebut dengan memanggil pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP). Mengingat, selama ini Raja Ampat dikenal sebagai daerah pariwisata.

"Nanti saya pulang saya akan evaluasi. Saya ada rapat dengan Dirjen saya, saya akan panggil pemilik IUP mau BUMN atau swasta," kata Bahlil di Jakarta mengutip CNBC, Rabu 4 Juni 2025.

Baca Juga: Menteri ESDM Bahlil Lahadalia didampingi Gubernur Kaltim Rudi Mas'ud saat mengunjungi Onshoer Receiving Facilities PT Eni Indonesia, Senipah, Kukar, Kaltim, Rabun(30/4/2025). (Dok: hlm/katakaltim)Lakukan Kunjungan ke Kukar, Menteri ESDM Bahlil Mengaku Indonesia Defisit Gas, Tapi Berupaya Tidak akan Impor

Selain itu, ia mengungkapkan bahwa Papua sendiri juga merupakan daerah Otonomi Khusus yang mempunyai kewenangan termasuk adanya aspirasi masyarakat terhadap kegiatan tambang di wilayah mereka.


"Sama dengan Aceh. Jadi perlakuannya juga khusus. Ini mungkin saja saya melihat ada kearifan-kearifan lokal yang belum disentuh dengan baik. Jadi saya akan coba untuk melakukan evaluasi. Nanti tambangnya itu kita akan sesuaikan dengan amdal saja," kata dia.

Sebagaimana yang ramai diberitakan, terdapat aktivitas tambang nikel diketahui merambah Pulau Kawe, Pulau Gag, hingga Pulau Manuran. Kondisi ini dinilai akan merusak ekosistem laut dan darat. (*)

Font +
Font -
# ePaper
Lebih Banyak >