Dibaca
47
kali
Wakil Ketua I DPRD Samarinda, Ahmad Vanandza ditemui di sela-sela penggusuran di Kota Samarinda (dok: Ali/katakaltim)

Wakil Ketua DPRD Samarinda Kecewa! Mau Mediasi Penggusuran, Tapi Tak Dihiraukan Petugas Keamanan

Penulis : Ali
 | Editor : Agu
10 May 2025
Font +
Font -

SAMARINDA — Wakil Ketua I DPRD Samarinda, Ahmad Vanandza, kecewa atas perlakuan aparat yang menggusur kios pedagang Pasar Subuh yang menurutnya tanpa didahului proses komunikasi yang baik.

Dirinya yang turut hadir dalam penggusuran, Jumat (9/5/2025) kemarin, bermaksud memediasi pedagang, aparat dan Pemkot Samarinda.

Supaya kiranya ada titik temu antara kedua belah pihak. Sehingga tidak menimbulkan kericuhan.

Baca Juga: Wakil Ketua II DPRD Kota Samarinda, Ahmad Vanandza. (dok.rara/katakaltim)DPRD Samarinda Ingatkan Pemkot agar Efisiensi Anggaran Tak Mengganggu Layanan Publik

Terpantau, dirinya hadir mengenakan pin atau lencana legislator petanda bahwa dia datang mewakili lembaga DPRD.

Baca Juga: Wali Kota Samarinda, Andi Harun didampingi Wakil Wali Kota Samarinda, Saefuddin Zuhri saat ditemui awak media pada Senin 3 Maret 2025 (dok: ali/katakaltim)Andi Harun Siap Diundang untuk RDP Bahas Masalah Kontraktor dan Buruh Teras Samarinda

Tapi upaya mediasinya diabaikan aparat yang langsung menerobos barisan pedagang dan masyarakat untuk menggusur kios pedagang.

Politisi PDI Perjuangan itu meminta berdialog dengan penanggung jawab penggusuran.

Tapi, ibarat ungkapan "Anjing menggonggong kafilah berlalu" tak ada aparat yang menghiraukan pintanya, dan tak ada pihak Pemkot yang menemuinya.

"Sangat kecewa sekali, kami berharap bisa berkomunikasi dengan baik. Lalu mereka tetap melaksanakan itu (penggusuran) tanpa mempendulikan kami," sesalnya saat ditemui di sela-sela penggusuran.

"Kami menyayangkan pemerintah kota, kalau ada kegiatan seperti ini, siapa yang ditugaskan bertanggung jawab, yaa mesti ada standby di sini," sambungnya menukas.

Lebih lanjut, ia menyayangkan Pemkot Samarinda yang terkesan membenturkan masyarakat dengan aparat.

Menjadikan aparat kepolisian sebagai tameng kemudian enggan muncul untuk mencari jalan terbaik.

"Kasian aparat juga jadi dipermasalahkan oleh masyarakat, termasuk pedagang di sini.
Sementara pemerintah kota yang punya tanggung jawab justru nggak ada di tempat," tegasnya.

Ia pun menegaskan, meski penggusuran telah dilakukan, pihaknya tetap akan Rapat Dengar Pendapat (RDP) dalam waktu dekat.

Dan menghadirkan seluruh pihak yang terlibat dalam kegiatan ini untuk menemukan titik terang.

"Kami ingin mengundang mereka, mempertanyakan, ini sudah sesuai aturan mereka, atau mungkin mereka hanya merencanakan tanpa ada komunikasi yang baik langsung mereka melaksanakan (penggusuran)," pungkasnya.

Jurnalis Katakaltim yang hadir saat penggusuran, melihat Ahmad Vanandza ikut terombang-ambing di tengah petugas Satpol PP yang berdesakan memasuki pasar untuk menggusur.

Ahmad Vanandza pun terlihat melindungi dan meneriaki petugas yang sedang berupaya melakukan tindakan represif terhadap masyarakat.

"Sudah, sudah, minggir kamu, minggiiiirrrr!!!kesal dia. (*)

Font +
Font -
# ePaper
Lebih Banyak >