KUTIM — Ketua DPRD Kabupaten Kutai Timur (Kutim), Jimmi menggelar agenda serap aspirasi (reses) di RT 11 Gang Mulia Desa Swarga Bara, Kecamatan Sangatta Utara Kabupaten Kutai Timur (Kutim), Rabu 3 Desember 2025.
Dalam reses tersebut, sebagian warga mengeluhkan nasib pengembangan UMKM terlebih maraknya bisnis minimarket modern seperti Indomart dan sejenisnya.
“Bisa kita lihat, warung-warung pinggir jalan itu ketutupan sama indomart, eramart dan sebagainya itu, jalan sedikit berapa puluh meter ada lagi. Bagaimana UMKM lokal mau berkembang karena mereka yang di sela-sela toko besar itu terlewati,” ucap salah satu warga RT 11.
Dengan kondisi ini, warga khawatir jika terus dibiarkan, minimarket modern tersebut makin berkembang dan berdiri di dalam gang. Ia berharap DPRD bersama pemerintah menngambil langkah kebijakan untuk memberi ruang bagi UMKM lokal dapat tumbuh, meski berad di antara minimarket modern.
Menanggapi hal ini, Ketua DPRD Kutim Jimmi, mengakaui pasar modern seperti Indomart dengan segala fasilitasnya, membuat toko kelontong kurang dilirik oleh masyarakat. “ini tentu menjadi tantangan kita, tapi kita sudah ada aturan mengenai jaraknya itu, minimal 500 meter antar gerai tersebut,” ucapnya.
Namun kata dia, untuk megatasi kesenjangan tersebut, pelaku UMKM harus berkolaborasi dengan pasar modern.
”kita tidak akan mengusir mereka, tapi kita berkolaborasi, kita minta mereka memasarkan produk masyarakat kita, dan itu sudah ada komitmen,” jelasnya.
Ia menambahkan, menekan angka pendirian gerai modern tersebut, terbilang cukup sulit. ”Agak sulit ya karena izin-izin OSS itu kan pusat yang yang seleksi. Setiap OSS yang diajukan oleh Indomart diregistrasi oleh pemerintah pusat. Solusinya ya kita harus memanfaatkan,” ucapnya kepada awak media. (adv)
-14-300x188.jpg&w=3840&q=75)
