SAMARINDA — Tahun baru selalu membawa hembusan harapan baru. Di tengah gemerlap lampu kota Samarinda, di antara kelap-kelip cahaya yang memantul di Sungai Mahakam, terasa begitu kuatnya semangat juang.
Doa-doa pun terpanjat ke langit, seiring dengan cita-cita yang berkilauan laksana lampu-lampu kota. Begitulah pantauan redaksi di berbagai akun sosial media.
Tahun baru, sebentar lagi memendarkan banyak harapan para pejuang. Momen ini memang acap kali ditunggu-tunggu. Entah kenapa. Redaksi juga tidak mengetahui pasti.
Baca Juga: Dihadiri 27 Perusahaan Media Online, SMSI Samarinda Resmi Berdiri
Apa yang jelas adalah doa-doa melayang ke angkasa berharap menembus langit dan terpampang di Lawh al-Mahfuz.
Baca Juga: Diduga Korsleting Listrik, 21 Bangunan di Samarinda Terbakar
“Ya Allah semoga tahun baru ini bisa menjadi refleksi baik untuk masa depanku kelak,” tulis salah satu pemilik akun di sosial media.
Begitu pun salah seorang pengunjung salah satu kafe di Kota Tepian. Namanya Sandi Dermawan. Dia adalah Direktur katakaltim.com.
Sandi-begitu dia disapa—memendarkan harapnya agar portal berita yang dipimpinnya semakin gesit dan melaju di tahun depan.
“Semoga semakin gercep kita tahun depan,” kata dia sembari menatap megahnya Islamic Center dari jarak 1,5 kilometer berdasarkan ukuran google maps.
Memang, keindahan kota ini, dengan jambatan Mahakam yang menawan, membuat pikiran tertuju pada kemungkinan-kemungkinan baru, pada ide-ide inovatif untuk masa depan.
Lampu-lampu merah dari kejauhan yang berkejaran di sepanjang jembatan Mahakam seperti menyambut tahun baru dengan semangat yang menular.
Belum juga tahun baru, letusan petasan yang harganya barangkali mahal-mahal, tampak menyembur ke langit Kota Tepian.
Di tengah suasana indah ini, terasa tahun baru bukan sekedar pergantian tanggal, tetapi juga momentum merefleksikan diri dan menetapkan tujuan baru.
Pun bertambahnya tahun dirayakan dengan gembira, namun makin singkat pula usia. Filosofi waktu ini mengajarkan kepada manusia, kebaruan hanyalah jalan menjemput kematian dan menemukan kebenaran.
Para pemikir sering menyebut secara eksplisit bahwa cahaya terang hanya dapat ditemukan oleh pikiran dan hati yang menerjemahkan kebenaran.
Semoga cahaya terang kota Tepian yang menabrak debu-debu di angkasa itu menjadi metafora dari harapan yang bersinar menyambut kebenaran-kebenaran yang hampir hilang.
Karena demikian itu, redaksi katakaltim.com mengucapkan selamat tahun baru. (*)