SAMARINDA — Juru parkir liat di Kota Samarinda seringkali dianggap meresahkan warga. Pun demikian, dalam penanganannya tidak boleh ada kekerasan.
Sebab setiap manusia memiliki hak untuk diberikan rasa aman. Artinya, menangani persoalan ini harus dengan pendekatan kemanusiaan.
Demikian ditegaskan oleh Anggota dewan perwakilan rakyat daerah (DPRD) Kota Samarinda, Samri Shaputra saat ditemui awak media, Selasa 5 Agustus 2025.
“Nah, kalau mau dihilangkan memang agak sulit, yang bisa kita lakukan membina mereka,” ucap Samri.
Kenapa harus melakukan pembinaan, sebab mereka punya kebutuhan hidup yang harus juga terealisasi. Artinya, jika demikian, maka penindakan yang semata-mata merujuk ke hukum sulit sekali menuntaskan persoalan.
“Jadi harus ada pembinaan. Pemberdayaan. Misalnya memberi mereka pekerjaan yang tetap. Tentu saja dalam bidang yang sudah mereka jalani,” tukasnya.
Dorong Pemerintah
Lebih jauh Samri menyarankan agar pemerintah menyiapkan pekerja formal kepada mereka. Artinya, mereka bisa punya pendapatan yang tetap dan tidak lagi meresahkan.
“Tidak apa-apa pendapatannya tidak besar kan. Daripada bekerja dengan risiko. Itu pun tidak menentu,” tandasnya.
Dia meminta pemerintah harus paham latar belakang ekonomi mereka. Kalau ini diabaikan, bukan saja mereka yang rugi, tetapi juga daerah. Karena bagaimanapun mereka adalah manusia yang harus tertolong.
Terlebih lagi persoalan perut tidak boleh dilihat sebagai sesuatu yang sepele. Jadi pemerintah harus paham dan jeli melihat kenyataan ini.
“Prinsipnya pemerintah harus jeli melihat kondisi seperti ini,” tuturnya. “Artinya begini, kalau pekerja mereka hilang, dan pada akhirnya beralih ke kriminal? Jadi baiknya kita bantu lah mereka meskipun sederhana,” sambungnya.
Untuk itu dirinya berharap agar pemerintah terus memberikan perhatian atas problem ini. Dan dia mengaku pihaknya akan terus mendorong agar masalah ini bisa tertangani secara maksimal. (Adv)
