KALTIM — Staf Khusus Menteri Kebudayaan Bidang Sejarah dan Perlindungan Warisan Budaya, Basuki Teguh Yuwono, tanggali keberadaan museum di Kota Samarinda.
Basuki menilai museum di Samarinda menunjukkan perkembangan positif, baik secara infrastruktur maupun tata kelola pameran.
Pernyataan itu Basuki sampaikan usai hadiri Pameran Kebudayaan Bilah Nusantara yang diadakan di Museum Samarinda, Jumat 5 Desember 2025.
“Sangat bagus ya, dari segi bangunan memenuhi standar, tata pamernya juga sudah sangat bagus,” ujarnya.
Basuki juga menyoroti keberagaman koleksi artefak yang dimiliki museum, terutama yang berkaitan dengan budaya lokal.
“Mencerminkan tentang kebudayaan yang ada di Samarinda. Terutama masyarakat Dayak Kenyah. Berbagai artefak juga sudah sangat mewakili,” jelasnya.
Salah satu koleksi penting yang diapresiasi adalah replika Prasasti Yupa, yang menjadi bagian penting dari sejarah peradaban di Kaltim.
“Tentu ini sebagai salah satu museum yang akan dikemas ke depannya menjadi museum besar,” tambah Basuki.
Ia menyebutkan, pengembangan museum ke depan memerlukan kolaborasi lintas pihak, termasuk dukungan program pemerintah pusat.
“Nah, tentu ini harus bekerja sama dengan semua pihak. Salah satunya melalui Kementerian Kebudayaan. Barangkali untuk pengembangan SDM melalui kuratorial, konservator, dan sebagainya,” katanya.
Basuki menegaskan museum Samarinda juga berpeluang mendapat dukungan melalui skema pendanaan pemerintah.
“Pemerintah ada program namanya dana alokasi khusus untuk museum. Barangkali itu bisa terealisasikan untuk menumbuhkan gairah yang ada di dalam kegiatan museum Samarinda ini,” terang dia.
Keragaman Budaya Jadi Aset Pengembangan Nasional
Di sisi lain, Basuki menilai Samarinda punya modal budaya yang kuat dan berpotensi besar terus dikembangkan.
“Semakin mengglobal tentunya kita kembali ke lokal. Tradisi itu adalah puncak-puncak peradaban pada masanya,” ungkapnya.
Menurutnya, akulturasi budaya di Samarinda merupakan kekuatan penting yang perlu dijaga dan diberdayakan.
“Di Samarinda ini sangat baik, lihat kebudayaan yang terus tumbuh dan akulturasi dari budaya Dayak, budaya Jawa, budaya Kutai, termasuk Melayu ya, yang itu terajut dengan baik,” tuturnya.
Keberagaman tersebut menjadi bagian identitas budaya nasional sekaligus mendukung diplomasi Indonesia ke dunia internasional.
“Tentu ini menjadi suatu aset, kekuatan yang harus ditumbuh kembangkan menjadi salah satu bagian dari identitas budaya nasional,” pungkasnya. (Ali)






