Dibaca
35
kali
Yassier Arafat saat memberi saran dalam Musrenbang RPJMD Kota Bontang, Senin 19 Mei 2025 (dok: Agu/katakaltim)

Legislator Bontang Minta Pemerintah Jemput Anggaran Program Kota Tanpa Kumuh

Penulis : Agu
24 May 2025
Font +
Font -

BONTANG — Legislator Bontang Yassier Arafat minta pemerintah perjuangkan anggaran program kota tanpa kumuh (Kotaku).

Politisi Golkar itu mengaku anggaran program tersebut masih tersedia di Kementerian.

“Anggarannya masih tersedia ini. Kita dorong Pemkot untuk jemput bola,” ucap Yassier kepada katakaltim, Sabtu 24 Mei 2025.

Baca Juga: Ilustrasi pembunuhanKasus Pembunuhan Kakak di Bontang, AKBP Alex: Sekarang Pelimpahan Berkas ke Kejaksaan

Jika program ini berjalan di Bontang, tambah Yassier, tentu saja dapat mengubah lingkungan yang dulunya tampak tidak elok, akan semakin kelihatan bagus.

Baca Juga: Komisi A DPRD Kota Bontang lakukan kunjungan ke PT KNI pada Senin 21 April 2025 (dok: agu/katakaltim)Komisi A Sarankan PT KNI Bantu Mahasiswa Bontang yang Kuliah di luar Daerah Kaltim

Terbukti misalnya di kawasan Selambai, yang pernah jadi kawasan kumuh, sekarang disihir menjadi objek wisata pesisir.

“Berapa tahun lalu itu kawasan kumuh. Tapi sekarang menjadi sektor pariwisata. Ditambah ada masjid terapung di situ,” tambahnya.

Diketahui, kawasan dengan luas 16 hektar ke atas masuk dalam anggaran pusat.

Sementara 10 sampai 16 hektar ditangani oleh provinsi. Dan selebihnya memakai APBD kota.

“Misalnya di Kampung Pesisir, Bontang Kuala, itu semua ditangani provinsi. Kalau Selambai dan Berbas itu ditangani pusat,” jelasnya.

Dia menambahkan, anggaran Kotaku di Selambai sekitar Rp50 miliar dengan kolaborasi APBD Bontang, APBD Provinsi dan APBN.

Pun butuh komunikasi ekstra, saat ini Yassier mengaku masih memperjuangkan kawasan lainnya, yaitu Berbas Pantai untuk dibenahi.

Sebab menurut dia, jika program tidak diperjuangkan, maka sulit untuk direalisasikan.

“Saat ini kita mau jemput bola juga untuk Berbas Pantai. Semoga bisa berjalan lah. Kalau ini tidak diperjuangkan, yaa sulit juga terealisasi,” imbuhnya. (*)

Font +
Font -
# ePaper
Lebih Banyak >