Payload Logo
o-808820251125190322588.jpg
Dilihat 377 kali

Disdikbud gelar presentasi laporan pendahuluan penulisan buku-buku kebudayaan di Aula Disdikbud Kubar, Barong Tongkok, Kamis (16/10/2025). (Dok: Jantro/katakaltim)

Pemkab Kubar Bakal Terbitkan 7 Buku Kebudayaan Karya Penulis Lokal, Dianggarkan Rp1,5 Miliar

Penulis: Jantro | Editor: Agu
18 Oktober 2025

KUBAR — Pemerintah Kabupaten Kutai Barat (Pemkab Kubar) rencana menerbitkan 7 buku tentang kebudayaan Kubar.

Rencana itu disampaikan pihak Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kubar dalam presentasi laporan pendahuluan penulisan buku-buku kebudayaan di Aula Disdikbud Kubar, Barong Tongkok, Kamis 16 Oktober.

Hadir dalam kegiatan itu, Kadisdikbud Kubar, Robertus Bandarsyah, Kabid PPD, Yusuf Subaryono, tokoh masyarakat, tokoh adat dan para penulis buku kebudayaan Kubar.

7 buku kebudayaan tersebut antara lain Pelangi Sendawar, 101 Nasihat Bijak dalam Ritual Perkawinan Adat Dayak Benuaq, Pesan Eskatologis dalam Ritual Kematian Dayak Benuaq, Monaq dan Ringeng Jilid II.

Kemudian, Sejarah Lamin Tolan, Mancong, Benung dan Pepas Eheng, Strategi Pembangunan dan Pelestarian Adat serta Hukum Adat Budaya Rentenukng Berbasis Komunitas Lokal, dan Sejarah Kampung-Kampung di Kawasan Linggang.

Kabid PPD Disdikbud Kubar, Yusuf Subaryono mengatakan, penulisan buku ini merupakan bentuk komitmen pemerintah dalam pelestarian budaya. Penulisan buku diinisiasi Disdikbud dan didukung oleh Bupati Kubar.

Untuk penulisan tujuh buku tersebut, Disdikbud mengelontorkan anggaran sebesar Rp1,5 miliar bersumber dari APBD Murni Kubar TA 2025. Kegiatan ini menggunakan mekanisme swakelola tipe III atau bukan dilelang.

Dalam penulisan buku, lanjut Yusuf, melibatkan lima orang tim pelaksana dari Disdikbud, tokoh masyarakat, Kepala Adat Besar, Tokoh Adat Tunjung dan Benuaq.

Keterlibatan tokoh-tokoh itu guna memberi masukan supaya isi buku benar-benar menggambarkan jati diri masyarakat Kubar.

"Pak bupati sangat mendukung, dengan terbitnya buku itu nantinya dapat mengangkat kembali budaya Kubar. Buku-buku ini juga akan dijadikan bahan ajar muatan lokal di sekolah-sekolah," paparnya.

Tambah Yusuf, tujuh judul buku ditulis oleh para penulis lokal warga Kubar. Penulisan buku ini ditargetkan rampung pada Desember 2025.

Setelah mendapat lisensi atau pengakuan resmi, tujuh buku itu akan digandakan dan disebarkan ke sekolah-sekolah.

Direktur Perkumpulan Bina Benua Putijaji, Paulus Kadok menyampaikan, kegiatan presentasi dilaksanakan supaya isi atau narasi buku yang dituliskan sesuai harapan masyarakat.

Karena katanya, tujuh buku yang masih tahap pengerjaan itu akan menjadi tonggak penting bagi nilai adat, budaya dan kearifan lokal Kubar.

Disebutkan Paulus, tujuh judul buku tersebut ditulis empat orang oleh putra-putri daerah sendiri.

Para penulis bukan hanya menuliskan data literatur, namun juga turun langsung kelapangan. Dengan itu, hasil isi tulisan lebih dalam dan kontekstual.

Menurut Paulus, Bupati Kubar sangat respon terhadap pelestarian budaya lokal. Pemerintah dinilai memahami bahwa penguatan kebudayaan tidak dapat hanya lewat acara seremonial.

Melalui buku-buku itu nantinya generasi berikutnya akan punya referensi sejarah yang kuat.

Sementara, Fedelis Nyongka salah satu dari penulis tujuh judul buku menyatakan buku yang ditulis bukan hanya sekedar catatan akademik, tetapi akan menjadi sumber pembelajaran bagi masyarakat luas.

Dari tujuh judul buku, Fedelis menuliskan dua judul buku yakni Pelangi Sendawar dan Sejarah Lamin Tolan.

Ditargetkannya dua judul buku itu akan rampung pada awal Desember 2025. Dalam kegiatan presentasi, ia turut menjelaskan konsep masing-masing buku yang dituliskan. (Jantro)