Payload Logo
7-515520251125190807714.jpg

Wali Kota Bontang, Neni Moerniaeni (dua dari kiri) saat menerima penghargaan bergengsi dalam ajang ISNA 2025 (dok: Prokompim)

Pemkot Bontang Raih Penghargaan Bergengsi di Ajang Indonesia Smart Nation Award

Penulis: Agu | Editor:
9 November 2025

BONTANG — Pemerintah Kota (Pemkot) Bontang kembali mengukir prestasi gemilang di kancah nasional.

Atas komitmennya menerapkan tata kelola dan pembangunan daerah berbasis konsep kota cerdas, Kota Bontang terpilih sebagai salah satu penerima penghargaan bergengsi dalam ajang Indonesia Smart Nation Award (ISNA) 2025.

Penghargaan tersebut diterima secara langsung Wali Kota Bontang, Neni Moerniaeni, pada malam penganugerahan yang dihelat di Nusantara 3, Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD City, Tangerang Selatan, Banten, Sabtu 8 November 2025, malam.

Penghargaan tersebut diserahkan oleh Direktur Kawasan Perkotaan dan Batas Negara Kementerian Dalam Negeri, Dr. Amran.

Acara turut dihadiri para kepala daerah, pejabat kementerian, akademisi, serta mitra strategis nasional yang berdedikasi terhadap pengembangan Smart Nation di Indonesia.

Dalam kesempatan tersebut, Neni menyatakan penghargaan ini adalah hasil dari komitmen kuat menyeimbangkan status Bontang sebagai kota industri dengan pelestarian lingkungan.

"Di Kota Bontang, terdapat banyak industri besar, seperti LNG dan perusahaan lainnya. Ini berarti kita memiliki tanggung jawab besar untuk mempertahankan dan melestarikan lingkungan," ujar Wali Kota.

la menjelaskan, kunci keberhasilan Bontang adalah kolaborasi aktif antara pemerintah kota dengan perusahaan-perusahaan yang ada.

Sinergi ini diwujudkan dalam berbagai program konkret, seperti penanaman pohon, pengelolaan sampah terpadu, hingga rehabilitasi mangrove.

"Dan alhamdulillah, kita berkolaborasi dengan perusahaan. Komitmen kami adalah menurunkan emisi gas rumah kaca. Salah satunya dengan mempertahankan Ruang Terbuka Hijau (RTH)," tegasnya.

Lebih lanjut, Neni memaparkan berbagai inovasi yang dilakukan Pemkot Bontang dalam pengelolaan sampah.

Prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle) didorong untuk diterapkan mulai dari tingkat rumah tangga, yang kemudian didukung oleh sistem ekonomi sirkuler.

"Kami juga berkomitmen dengan pengelolaan sampah 3R. Bahkan ada instruksi untuk berpuasa Senin dan Kamis. Ini terbukti dapat mengurangi sampah plastik, dos-dos kue, dan lainnya," jelas Wali Kota yang akrab disapa Bunda Neni tersebut.

Dengan upaya tersebut, Pemkot Bontang menargetkan residu sampah yang diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dapat ditekan hingga 10 persen dari kondisi saat ini yang masih sekitar 50 persen.

Untuk memperkuat komitmen tersebut di tengah masyarakat, Pemkot Bontang juga menggalakkan "Gerakan GESIT" (Gerakan Sampahku Itu Tanggung Jawabku).

"Melalui penghargaan ini, kami ingin menyampaikan kepada masyarakat untuk terus melanjutkan gerakan ini. Tidak usah mengurusi sampah orang lain, urusi saja sampah kita sendiri dari rumah tangga kita dengan 3R. Mari kita lestarikan lingkungan kita bersama," tutupnya.

Penganugerahan ISNA 2025 sendiri mengusung tema "Co-Creating The Future of City Branding through Sustainable Ecology & Food Resilience Innovation".

Tema ini mencerminkan tantangan dan peluang baru dalam membangun masa depan daerah yang berdaya tahan dan berkelanjutan. (Adv)