Dibaca
3
kali
Proyek andalan Pemkot Samarinda longsor akibat hujan deras yang mengguyur kota pada 12 Mei 2025 (dok: PUPR Samarinda)

Proyek Andalan Pemkot Longsor Akibat Hujan Deras, Legislator Samarinda akan Lakukan Pengawasan Ketat

Penulis : Ali
 | Editor : Agu
14 May 2025
Font +
Font -

SAMARINDA — Komisi III DPRD Kota Samarinda memastikan longsor di lereng inlet proyek terowongan Jalan Sultan Alimuddin masih dalam batas kewajaran.

Diketahui, longsor di kawasan tersebut terjadi pada 12 Mei 2025 setelah hujan deras mengguyur sejumlah titik di Kota Tepian.

Baca Juga: Ketua Komisi IV DPRD Samarinda, Mohammad Novan Syahronny Pasie (Dok: ist)Sistem Seleksi Penerimaan Murid Baru Tiap Tahun Tuai Persoalan, Dewan Samarinda Ingatkan Orang Tua Pahami Aturan

Anggota DPRD Kota Samarinda, Aan Andriansyah, mengaku longsor itu tidak mengganggu struktur utama proyek.

Baca Juga: Pedagang pisang di Samarinda Seberang (dok: akbar/katakaltim)Hanya Laku 5 Tandan Sehari, Penjual Pisang di Samarinda Seberang Mengeluh Sepi Pembeli

Kata dia, penahan yang dipakai saat ini bersifat sementara. Supaya pembangunan tetap bisa berjalan.

Nantinya, setelah terowongan selesai pengerjaan, baru kemudian struktur permanennya dibangun.

“Ini memang bersifat sementara agar. Struktur permanen baru akan dibangun setelah terowongan selesai,” ujar Aan kepada awak media, Rabu, 14 Mei 2025.

Masyarakat Jangan Khawatir

Kata Aan, proyek tersebut melalui tahapan perencanaan matang. Termasuk kajian teknis, analisis geoteknik, dan perhitungan stabilitas lereng.

Dikemukakannya, Wali Kota Samarinda, Andi Harun, juga sudah memastikan aspek keamanan lereng sebagai prioritas sejak awal pengerjaan.

Oleh karena itu, masyarakat tidak perlu begitu khawatir. “Semua risiko sudah dipertimbangkan,” katanya.

“Masyarakat tidak perlu khawatir. Karena tim teknis sudah mengantisipasi kondisi seperti ini. Longsor ini tidak mengancam keberlangsungan proyek,” sambung dia.

Proyek yang Mengurai Kemacetan Kota

Menurut Aan, pembangunan terowongan tersebut merupakan proyek strategis. Dinilai dapat membantu mengurai kemacetan kota.

Untuk itu, DPRD Kota Samarinda berjanji akan terus mengawal proyek tersebut.

Komisi III, tambah Aan, terus akan mengawasi secara ketat agar pembangunan sesuai standar.

“Kami pastikan semua proses berjalan dengan pengawasan yang ketat,” tandasnya.

“Masyarakat tidak perlu panik. Karena semuanya sudah dalam kontrol dan pengawasan,” tutup Aan.

Keterangan PUPR Samarinda

Dalam keterangan tertulis, sejak Februari 2025, pihak PUPR Samarinda telah menginisiasi investigasi geologi.

Hasilnya ditemukan talus deposit atau longsoran masa lampau di luar Right of Way (ROW) yang berpotensi menyebabkan pergerakan lereng.

Dalam prosesnya, tim geoteknik telah melakukan pemetaan berikut dengan invetigasi mendalam.

Katanya, untuk mengidentifikasi penyebab pergerakan lereng seturut menentukan perencanaan penanganan yang tepat.

Pernyataan Andi Harun

Menurut Andi Harun, secara struktur, terowongan masih dalam kondisi aman. Bagian yang longsor hanya lapisan penahan sementara.

"Kalau yang di luar itu memang baru penahan sementara. Baru tahun ini kalau enggak salah sudah dalam proses lelang," ujar Andi Harun saat dikonfirmasi, Selasa 13 Mei 2025.

Kata dia, penahan dinding di area inlet terowongan masih bersifat sementara dan dalam proses untuk dibangun permanen.

Pekerjaan konstruksi terowongan masih difokuskan pada pembangunan terowongan utama.

"Pada pekerja yang terdahulu kan kita fokus pada terowongannya. Dan terowongannya aman, tidak ada retak, tidak ada apa-apa," jelasnya.

Sebelumnya, Rabu 23 April 2025, Andi Harun menyatakan proyek ini tidak akan dibuka sebelum memenuhi seluruh ketentuan teknis oleh pemerintah pusat.

“Kalau sudah dinyatakan layak atau memenuhi semua ketentuan, terutama perihal teknis keamanan oleh Kementerian, maka kita bisa membukanya untuk umum,” ucapnya. (Adv)

Font +
Font -
# ePaper
Lebih Banyak >