KUBAR — Masyarakat Adat Keliwai, Kabupaten Kutai Barat, geram atas sikap yang diambil oleh pihak perusahaan Borneo Damai Lestari (PT BDL).
Pasalnya, perusahaan tersebut tidak pernah menghadiri panggilan terkait penebangan pohon sakral (Banggeris). Padahal mereka sudah dipanggil sebanyak 3 kali.
Kepala Adat Keliwai, Monikaligit, menegaskan bahwa Ketidakhadiran perusahaan ini sangat tidak menghargai masyarakat adat.
"Mereka seperti tidak menghargai adat kami. Kami masih memberikan kesempatan tetapi 3 kali penyuratan pihak perusahaan tidak pernah mengindahkannya," ucapnya kepada katakaltim, di Kantor Petinggi Kampung Keliwai, Kecamatan Long Iram, Rabu 4 Juni 2025.
Baca Juga: Dampak TPS Mirip TPA, DLH Kubar dan Warga Kampung Sumber Bangun Gotong Royong Bersihkan Sampah
Ketidakhadiran PT BDL membuat warga berkesimpulan untuk aksi demonstrasi di lokasi perusahaan untuk menuntut tindakan penebangan pohon adat.
Ketua Tim 7, Gonesius Karim, menegaskan pihaknya akan melakukan aksi dan memberhentikan perusahaan jika tidak punya itikad baik.
"Kita akan gelar aksi damai dan memberhentikan aktivitas mereka sepanjang perusahaan itu belum ada itikad baiknya," tandas Gonesius.
Belum diketahui kapan waktu mereka turun menggelar aksi damai. Tapi dia mengaku masyarakat adat akan menurunkan ratusan massa.
"Kita sementara konsolidasi dan menyiapkan semuanya," tukas dia.
Gonesius lebih jauh mengungkapkan jika aksi mereka nantinya tidak diindahkan juga, maka mereka akan menutup akses perusahaan.
“Kita juga akan buat posko penginapan di beberapa titik yang sudah ditetapkan,” pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, Kepala Adat Keliwai amat geram atas tindakan perusahaan yang menebang pohon adat.
Silakan simak tanggapan dan balasan pihak perusahaan terkait somasi yang dilayangkan pengacara masyarakat adat di sini. (*)