Ilustrasi Basri Rase dan Najirah (aset: kolase/katakaltim)

Relawan PHM Counter Narasi “Pengkhianatan” Basri Atas Najirah, Udin: PDIP yang Korbankan Kadernya

Penulis : Agu
11 May 2024
Font +
Font -

Bontang — Adalah Basri Rase, orang nomor satu Kota Bontang yang kini fix pisah dengan wakilnya Najirah untuk kontestasi Pilkada November mendatang.

Pasalnya, Najirah tak niat meninggalkan partainya usai Basri menawarkan skema lain, independen. Padahal sebelumnya, kedua pasangan dengan tagline “Sekali Lagi” itu punya satu pikiran, visi-misi, bahkan laksana keluarga.

Pengakuan sepemahaman dan seperasaan itu disampaikan Basri dan Najirah kepada katakaltim beberapa waktu lalu.

Baca Juga: Chusnul Dhihin (dok: katakaltim)Chusnul Dhihin Bakal Dampingi Basri, Klaim Punya Basis di Bontang Selatan

Dampak pecah kongsinya kosong satu dan kosong dua Bontang ini pun menimbulkan narasi bahwa Najirah, ditinggalkan oleh Basri.

Baca Juga: Ilustrasi Basri Rase, Chusnul Dihin, dan Najirah (aset: kolase/katakaltim)Simpul “Rasa Keluarga” Terbuka, Najirah Lebih Milih PDIP Ketimbang Jalur Independen

Padahal, Basri menyempatkan beberapa kali berjumpa dengan wakilnya itu membahas ihwal skema independen tersebut.

Demikian yang disampaikan Ketua Pusat Hubungan Masyarakat (PHM) Kota Bontang, Udin Mulyono saat ditemui pada Sabtu 11 Mei 2024.

Dia mengaku, bahkan, membeberkan pertemuan Basri dengan Ketua DPD PDIP Kaltim, Safaruddin.

Dalam perjumpaan itu, Udin mendengar ucapan Safaruddin agar Najirah tak mengikuti Basri lewat jalur independen.

“Jadi kalau ada narasi pak Basri tinggalkan bu Najirah, itu ndak benar. Sebenarnya yang bikin “korban” itu kan PDIP sendiri. Di depan saya ketua Safaruddin bicara sama pak Basri. Pak Safaruddin tidak setuju Najirah ikut independen. Kalau Najirah mau ikut Independen, silahkan keluar dari PDIP,” beber Udin.

“Terus, terakhir katanya pak Safaruddin ke Pak Basri sebaiknya dipisah aja. Jadi mereka yang minta. Saksinya ada. Kalau ada yang ndak percaya, tanya aja saksinya dan klarifikasi ke pak Safaruddin,” tambahnya menegaskan.

Komando PHM itu juga mengaku Basri telah berupaya melakukan pertemuan beberapa kali membujuk Najirah agar ikut dengan dirinya melalui jalur independen.

Karena itu, narasi dan justifikasi penghianatan Basri ke Najirah, kata Udin, perlu dikaji ulang kronologinya.

“Jadi sudah beberapa kali kita ketemu. Jadi tidak ada yang disebut “pengkhianatan itu. Malah pak Basri sangking maunya sama Najirah, dia datang ke sana beberapa kali,” ucapnya.

“Terakhir saya yang datang sama pak Basri untuk meminta bu Najirah segera memutuskan di jalur independen. Jadi sama sekali tidak ada penghianatan. Pak Basri itu berusaha membujuk bu Najirah untuk segera memutuskan bergabung ke Pak Basri,” tambah dia.

Buktinya, kata dia, “Kita sudah berupaya buat daftarkan namanya bersama pak Basri. Kita udah buatkan ratusan baliho dan spanduk untuk pemenangannya.”

“Itu semua keseriusan kita dan pak Basri bahwa memang Najirah sangat layak mendampingi Pak Basri di Pilkada nanti,” tambahnya.

Lebih lanjut Udin mengatakan jalur independen ini sebagai persiapan bila ke depannya terjadi dinamika intenal partai yang lebih besar.

“Jadi ini sebagai safety aja kalau terjadi apa-apa. Kalau ndak terjadi apa-apa, kalau PDI aman, PKB aman, yaa kita pakai partai. Karena kondisinya begini, makanya kita pake jalur independen,” pungkasnya. (*)

Font +
Font -