BONTANG - Calon Wali Kota Bontang nomor urut 2, Sutomo Jabir sampaikan jawaban yang tidak biasa terkait upaya menangani masalah stunting di Kota Bontang.
Dalam debat publik Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bontang, Sutomo menjawab pertanyaan panelis terkait langkah konkrit untuk mengeleminasi stunting.
"1000 hari pertama kelahiran dan pemberian ASI Eksekutif," kata Sutomo, Minggu (10/11).
Sutomo menyebut ASI Eksekutif, di mana penyebutan seharusnya adalah ASI Eksklusif.
Sebelumnya dia mengatakan, masalah stunting tidak bisa hanya dikaitkan dengan masalah kesehatan, namun juga terkait dengan ekonomi dan pendidikan.
"Kalau kita bicara kesehatan, minimal ada 3 tahap yang harus kira lakukan. Yang pertama edukasi ke masyarakat, yang kedua preventif atau pencegahan di Posyandu dan Puskesmas dan ketiga pengobatan," jelasnya.
2 langkah pertama menurutnya dikerjakan di Posyandu dan Puskesmas, karena itu Sutomo berjanji jika dirinya terpilih akan lebih meningkatkan kualitas Posyandu dan Puskesmas.
"Posyandu harus menjadu ujung tombak kesehata, termasuk stunting. Kalau gaji kader hanya Rp300 ribu, jangankan masyarakat, kadernya juga bisa terancam stunting kalau begini," ucapnya.
Karena itu, Sutomo berjanji akan menaikkan insentif bagi para kader hingga 2 kali lipat dari insentif yang diterima saat ini.
Sebagai informasi, berdasarkan hasil Survei Kesehatan Indonesia, saat ini pravelensi stunting di kota bontang mencapai 27,4%, yang nilainya lebih tinggi dari rata-rata nasional 21,5% dan Provinsi Kaltim 22,9%.
Pertanyaan panelis terkait langkah yang akan dilakukan Paslon 02 jika terpilih, sudah dijawab. Namun terkait tahun keberapa stunting tersebut dipastikan tereleminasi dari Kota Bontang, baik Sutomo dan Nasrullah tidak menjawabnya. (*)