Kepala Dishub Kota Balikpapan, Adward Skenda Putra (dok: hilman/katakaltim.com)

Akibat Tangan Warga ‘Jahil’, Dishub Kota Balikpapan Bakal Evaluasi Pelican Crossing

Penulis : Hilman
 | Editor : Agung
8 January 2025
Font +
Font -

BALIKPAPAN — Dinas Perhubungan atau Dishub Kota Balikpapan berencana akan mengevaluasi penggunaan alat bantu penyeberangan (pelican crossing) berupa lampu lalu lintas.

Pasalnya, alat bantu menyeberang di Kota Balikpapan itu kerap menjadi korban tangan jahil warga. Di mana tombol penyeberangan ditekan namun tidak menyeberang.

"Dari awal kami terapkan di sejumlah titik. Kami akan melakukan evaluasi terlebih dahulu terkait kegunaannya," ujar Kepala Dishub Kota Balikpapan, Adward Skenda Putra kepada awak media, Selasa 7 Januari 2025.

Baca Juga: Pemkot Balikpapan melalui Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) menyerahkan Bawah Kendali Operasi (BKO) sebanyak 1.992 orang personel Perlindungan Masyarakat (Linmas) kepada Polresta Balikpapan, Selasa 19 November 2024. (aset: Hilman/katakaltim.com)Amankan TPS Pilkada, Pemkot Serahkan 1.992 Linmas ke Polresta Balikpapan

"Kadang ada saja warga jahil yang memukul tombol itu, kemudian kabur setelah lampu berwarna merah dan mengeluarkan suara," sambungnya.

Baca Juga: Kepala Dinas Perhubungan Kota Balikpapan, Edward Skenda Putra menyampaikan penetapan tarif BCT antara Rp4.500 - Rp5.000 (dok: hilman/katakaltim)Pemkot Balikpapan Bakal Terapkan Tarif BCT antara Rp4.500-50.000

Selain itu, adakalanya alat bantu menyeberang tersebut aktif sendiri tanpa ada yang menyentuh atau memukul tombol menyeberang, mengingat pada alat tersebut juga dipasang sensor.

"Kami menerapkan sensor. Jadi terkadang ada orang lewat terdeteksi hendak menyeberang dan aktif," imbuhnya.

Edo—sapaan akrabnya—juga menekankan, sensor otomatis itu sebenarnya sangat membantu masyarakat yang lupa menekan tombol menyeberang.

Hanya saja, terkadang sensor itu salah dalam mendeteksi. Bahkan bila angin berhembus kencang, alat bantu menyeberang itu juga terkadang aktif sendiri.

"Oleh sebab itu kami evaluasi, apakah akan tetap diterapkan sensor atau manual," tukasnya.

Dishub Kota Balikpapan juga berharap kesadaran masyarakat berkendara. Mengingat kerap ditemukan pengendara yang tidak berhenti saat lampu lalu-lintas pada saat alat bantu penyeberangan berwarna merah dan sedang ada warga yang menyeberang.

"Seharusnya warga itu memahami bila ada penyeberangan untuk memperlambat laju kendaraannya dan berhenti bila ada yang menyeberang jalan," jelasnya.

Edo menambahkan, di Kota Balikpapan telah dipasang 4 alat bantu menyeberang sejak 2024 lalu.

4 alat bantu itu antara lain di depan Balai Kota, di depan Mako Polresta Balikpapan, di depan Gedung Parkir Klandasan, serta di kawasan Balikpapan Permai.

Kemudian ada permintaan lagi untuk ditambah khususnya di Zona Selamat Sekolah.

Pun demikian, untuk penambahan tidak bisa direalisasikan dalam waktu dekat atau di anggaran murni 2025.

"Permintaannya ada. Tapi tahun ini kita belum munculkan. Untuk sementara kita fokus baru lampu peringatan serta penambahan kamera pemantau (CCTV)," pungkasnya. (*)

Font +
Font -