Wakil Ketua DPRD Kutim Asti Mazhar Sayangkan Maraknya Kasus Pelecehan di Kutim, Pihaknya Bakal RDP dan Roadshow ke 18 Kecamatan (aset: katakaltim.com)

Asti Mazhar Sayangkan Maraknya Kasus Pelecehan di Kutim, Pihaknya Bakal RDP dan Roadshow ke 18 Kecamatan

Penulis : Admin
3 July 2024
Font +
Font -

Kutim — Wakil Ketua DPRD Kutim Asti Mazhar soroti maraknya pelecehan yang terjadi di Kutim. Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Kutim itu mengatakan pihaknya bakal mengawal kasus-kasus tersebut.

“Tentunya kehadiran LPAI itu sebagai wadah masyarakat, agar mereka menyampaikan banyak hal terkait perlindungan dan hak-hak anak,” ucap Asti Mazhar saat ditemui, Selasa (2/7) kemarin.

Ia menyebut nyatanya masih banyak kasus semacam itu yang belum terungkap. Alasan Asti Mazhar karena adanya kondisi geografis Kutim yang sangat luas.

“Kutim ini banyak kejadian yang terekspos dan bahkan yang belum. Ini lah yang jadi PR bagi LPAI. Mungkin juga karena kondisi geografis Kuitm yang sangat luas,” katanya.

Asti menambahkan rapat dengar pendapat (RDP) bersama lembaga dan dinas terkait soal tugas dan fungsinya bakal digelar.

Baca Juga: Legislator Kutim Jimmi (dok: katakaltim)Legislator Kutim Minta Pemkab Kolaborasi Pihak Perusahaan Bangun Infrastruktur

“Mudah-mudahan dalam waktu dekat kami di akan RDP bersama instansi terkait menyampaikan satu visi yang sama bagaimana penanganan adanya banyak kasus,” ucapnya.

“Jadi, apabila ada kejadian yang kita tidak inginkan, baik itu kasus ataupun pendampingan hukum, maka kita sudah tau tupoksinya masing-masing,” sambung Asti Mazhar.

LPAI juga, kata dia, bakal berkunjung langsung ke seluruh kecamatan di Kutim.

“LPAI juga insyaallah tahun ini atau awal tahun depan akan roadshow di 18 kecamatan, untuk membentuk LPAI di semua kecamatan,” katanya.

Politisi Golkar itu lebih lanjut menyinggung kasus yang baru-baru ini mengherankan warga Kutim. Pasalnya, salah satu oknum pengajar yang kini diamankan Polres Kutim diduga melecehkan muridnya.

Asti pun sangat menyayangkan lantaran kasus tersebut terjadi beberapa tahun silam. Akan tetapi baru tahun ini kasusnya diungkap.

“Bahkan yang baru-baru ini pelakunya kepala pondok pesantren itu sendiri. Itu sudah bertahun-tahun dan baru terungkap sekarang. Ini aja yang dekat, di Sangatta, baru diketahui. Apalagi di kecamatan yang jauh,” tutur Asti Mazhar. (*)

Font +
Font -