Dibaca
8
kali
Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kota Samarinda, Sri Puji Astuti.(dok.rara/katakaltim)

DPRD Samarinda Dorong Peningkatan Sosialisasi Perlindungan Anak untuk Atasi Kekerasan

Penulis : Rara
 | Editor : Caca
20 February 2025
Font +
Font -

SAMARINDA - Kasus kekerasan terhadap anak masih menjadi masalah serius yang belum sepenuhnya teratasi di Kota Samarinda.

Banyak kejadian kekerasan yang tidak terungkap karena para korban merasa takut atau malu untuk melapor.

Hal ini disampaikan oleh Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kota Samarinda, Sri Puji Astuti, yang menilai stigma sosial sebagai hambatan utama bagi anak-anak dalam mencari perlindungan.

Baca Juga: Wakil Ketua Komisi IV, Sri Puji Astuti.(dok.rara/katakaltim)Anggota DPRD Samarinda Sri Puji Soroti Maraknya Pernikahan Siri

“Seringkali, anak-anak enggan melapor karena takut atau malu menghadapi stigma dari lingkungan sekitar mereka. Ini menjadi salah satu penyebab mengapa banyak kasus kekerasan tidak terdeteksi,” jelas Puji, Kamis 20 Februari 2025.

Puji menekankan pentingnya sosialisasi yang lebih masif mengenai perlindungan anak. Menurutnya, program perlindungan yang sudah ada tidak akan memberikan dampak maksimal jika tidak didukung oleh edukasi yang memadai untuk masyarakat.

"Sosialisasi perlindungan anak harus dilakukan lebih sering agar masyarakat lebih sadar dan memahami cara melindungi anak-anak dari potensi kekerasan,” tegasnya.

Ia juga mendorong agar dinas terkait lebih aktif dalam melakukan penyuluhan ke sekolah-sekolah, khususnya di tingkat SD dan SMP.

Edukasi ini, menurutnya, sangat penting untuk memberikan pemahaman kepada anak-anak mengenai bahaya kekerasan seksual dan risiko seks di usia dini.

"Dinas terkait harus lebih giat mengadakan penyuluhan di sekolah-sekolah untuk menjelaskan bahaya kekerasan seksual dan bagaimana cara melindungi diri,” tuturnya.

Selain pendekatan langsung di lingkungan pendidikan, Puji juga menyarankan agar media digital dimanfaatkan sebagai sarana untuk menyebarkan informasi tentang perlindungan anak dengan lebih luas.

Ia menekankan bahwa pencegahan kekerasan terhadap anak bukan hanya tanggung jawab keluarga, tetapi juga masyarakat secara keseluruhan.

“Meski keluarga menjadi garda terdepan, masyarakat juga harus berperan aktif dalam menjaga anak-anak agar terhindar dari kekerasan. Ini adalah tanggung jawab bersama yang harus diambil oleh semua pihak,” tutup Puji. (Adv)

Font +
Font -
# ePaper
Lebih Banyak >