Ilustrasi pelecehan (dok: canva/katakaltim)

Guru SD di Kota Samarinda Diduga Lecehkan 2 Anak Muridnya

Penulis : Agung
4 February 2025
Font +
Font -

SAMARINDA — Seorang guru di salah satu SD di Kecamatan Samarinda Utara, Kota Samarinda, diduga melecehkan 2 anak muridnya yang masih berusia 9 tahun.

Terduga pelaku dengan inisial AR (25) tersebut kini dalam proses hukum usai orang tua korban melaporkan kasus ini ke Polresta Samarinda, Senin 3 Februari 2025, kemarin.

Ketua Tim Reaksi Cepat Perlindungan Perempuan dan Anak Kalimantan Timur (TRC PPA Kaltim), Rina Zainun, membeberkan kejadian tersebut terjadi pada Sabtu 25 Januari 2025.

Saat itu, para korban sedang membersihkan kelasnya. Pelaku AR kemudian membawa kedua anak muridnya itu ke dalam salah satu ruangan.

Tak disangka-sangka, pelaku AR seketika mengunci pintu, dan memaksa korban untuk melakukan tindakan bejat dan tidak senonoh.

“Nah (di ruangan itu—red) korban pertama ingin dici*m oleh pelaku. Tapi korban sempat menampar pelaku,” ucap Rina kepada katakaltim, Selasa 4 Februari 2025.

“Lalu korban kedua dip*luk pelaku secara paksa. Pelaku mengangkat, serta menci*m korban kedua ini,” sambungnya.

Untungnya, ungkap Rina, salah satu dari korban berani memaksa untuk membuka pintu, lalu akhirnya kedua korban bergegas lari keluar ruangan.

“Salah satu korban berhasil membuka pintu dan para korban lari keluar,” ucap Rina.

Korban Bersuara

Usai peristiwa tersebut, salah satu korban enggan ke sekolahnya. Bahkan dia ingin pindah saja ke sekolah lain.

Keinginan korban dicurigai orang tuanya. Akhirnya sang korban memberanikan diri menceritakan perlakuan bejat gurunya itu.

"Salah satu korban tidak mau sekolah lagi dan meminta pindah. Dari situ, orang tua mulai curiga dan akhirnya korban menceritakan apa yang terjadi," beber Rina.

Ditambahkan Rina, pihaknya bersama orang tua korban telah melaporkan kasus ini secara resmi. Ia berjanji akan mengawal proses hukumnya hingga tuntas.

“Kami akan terus mendampingi sampai tuntas. Mudah-mudahan ini bisa selesai sesuai hukum yang berlaku," imbuhnya.

Pihak kepolisian setempat pun belum merespons ihwal kasus dugaan pelecehan oleh guru honorer tersebut. (*)

Font +
Font -
# ePaper
Lebih Banyak >