BONTANG — Rumah Kreasi Milenial (RKM) Bontang yang merogoh kocek Rp4,9 miliar, sampai kini belum berjalan.
RKM ini rencana dikelola Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispopar-ekraf) melalui Bontang Creative Collaboration (BCC).
Katanya, komunitas BCC belum berkomunikasi langsung dengan pemerintah Bontang: bagaimana nasib RKM ke depannya.
Koordinator utama BCC, Fadhil Kaharuddin Jafar, membeberkan RKM merupakan wadah yang memfasilitasi pengembangan pelaku dan komunitas ekonomi kreatif di Bontang.
Posisi BCC adalah pengelola yang bertanggungjawab menghimpun dan membina pelaku serta komunitas di setiap sub sektor ekonomi kreatif.
Di setiap sub sektor juga telah ditunjuk koordinator masing-masing. Ada sekitar 17 sub sektor.
Antara lain Pengembang Permainan, Kerajinan, Desain Interior, Musik, seni rupa, desain produk, dan feshyen.
Ada juga kuliner, film/vidio animasi, fotografi, desain komunikai visual, televisi dan radio, arsitektur, periklanan, seni pertunjukan, penerbitan, dan aplikasi.
“BCC itu induknya dari sub sektor. konsepnya menjadi agensi dan distribusi,” ungkap Fadhil KJ saat dihubungi, Sabtu, 1 November 2025.
BCC, sambung dia, menjadi agensi yang membina pelaku ekonomi kreatif sekaligus distributor usulan program kepada Pemkot.
“Semua pengurusnya itu merupakan pekerja di bidang ekonomi kreatif,” jelasnya.
Lebih jauh Fadhil KJ—sapaan akrabnya—rencana awal gedung RKM di area stadion Bessai Berinta, yang kini jadi Gedung MTQ Bontang.
Alasan pihaknya mengusul gedung tersebut untuk wadah kreativitas karena efisiensi anggaran. Katanya lebih murah ketimbang ada pembangunan baru.
“Kita menghindari pebangunan gedung baru. Supaya lebih murah anggarannya,” tuturnya.
Kawasan itu juga dinilai punya lokasi strategis dalam mengembangkan ekonomi kreatif. Karena pusat keramaian.
Belakangan, Fadhil KJ mengaku tak begitu paham kenapa Wali Kota Bontang waktu itu, Basri Rase, mau membangun gedung baru untuk RKM yang sekarang di HOP 1, Kelurahan Satimpo.
Bahkan sebetulnya ada perbedaan desain yang ia usulkan ke Pemkot kala itu. Artinya, ada bagian gedung yang tidak dibangun di area RKM yang sekarang.
“Tidak lengkap saja desainnya, yang sekarang ada ini persis seperti yang kami desain. Tapi tidak semuanya karena di sebelahnya itu ada lagi itu, seingat saya ada lagi gedung yang lebih luas dari gedung utama,” pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, Dispopar-Ekraf Bontang enggan menerima gedung RKM tersebut. Sebab listrik dan air belum belum ada. Dan juga sebagian sudah rusak.
Pihak Dinas PUPR Kota Bontang mengaku sudah menjalin komunikasi dengan PLN dan juga PDAM untuk memasang listrik dan air di sana.
Di samping itu, Wali Kota Bontang, Neni Moerniaeni, mengaku belum tahu apa-apa soal rumah kreasi milenial ini.
Dia bahkan tampak mengusul agar ini bukan rumah kreasi milenial. Sebab saat ini gen Z juga banyak.
“Tapi nanti lah kita lihat bagaimana kesepakatannya. Insyaallah kita akan benahi,” singkatnya saat ditemui. (Agu)











