KUBAR — Jalan utama di Kampung Muara Ponaq, Kecamatan Siluq Ngurai, Kabupaten Kutai Barat, rusak parah. Kerusakannya terjadi sejak lama.
Situasinya mengharuskan warga pakai jalan salah satu perusahaan sawit untuk beraktivitas. Bahkan akses utama warga juga diperparah jika turun hujan, karena untuk sulit dilalui.
Petinggi Kampung Muara Ponaq, Rudiyanto menjelaskan, rusaknya jalan utama sangat mempengaruhi perekonomian warga.
Selama ini, warga hanya mengandalkan jalan kebun sawit milik PT Munte Waniq Jaya Perkasa (MWJP), maupun jalur hutan tanaman industri (HTI).
"Ini persoalan utama bagi kami, karena sangat berpengaruh ke perekonomian," jelasnya kepada pewarta beberapa waktu lalu.
Menurut dia, kampung Muara Ponaq belum punya jalan umum (PU) yang benar-benar tembus antar kampung.
Hanya ada jalur Rikong menuju Ponak, sementara rencana jalan baru masih dalam tahap usulan.
"Sudah ada beberapa titik jalan yang kita siapkan untuk diajukan ke pemerintah, salah satunya jalur Rikong tembus 42,” katanya.
“Namun dari titik 42 menuju Kem Baru jalannya belum terbuka. Ada juga rencana jalur yang menghubungkan Muara Ponaq ke Kenyanyan. Jalur ini bisa dimanfaatkan untuk jalan PU karena tidak melintas di jalan perusahaan," sambung Rudiyanto.
Kondisi itu diperburuk dengan jauhnya jarak kampung menuju pusat pemerintahan Kubar di Sendawar, yang harus ditempuh kurang lebih tiga jam perjalanan. Kerusakan jalan jelas berimbas pada hasil pertanian dan perkebunan warga.
Dia bilang, mayoritas masyarakat Muara Ponaq menggantungkan hidup dari kebun sawit, bertani, dan menyadap karet.
Namun karena jalan sulit ditembus, hasil produksi kerap terkendala untuk keluar dari kampung.
Saat ini, Kampung Muara Ponaq dihuni 84 kepala keluarga atau sekitar 300 jiwa penduduk asli. Jika ditambah warga yang berdomisili karena perusahaan di sekitar kampung, totalnya 1.064 jiwa.
Jumlah tersebut menunjukkan banyaknya masyarakat yang terdampak langsung oleh kondisi infrastruktur jalan yang memprihatinkan.
"Kami sangat berharap ada perhatian dari pemerintah, baik kabupaten maupun provinsi, agar pembukaan jalan baru maupun peningkatan jalan lama bisa segera dilakukan. Dengan begitu, hasil pertanian bisa lebih mudah keluar dan ekonomi kampung dapat berkembang," tandasnya. (*)







