Wakil Rakyat Kaltim Syarifatul Syadiah (aset: puji/katakaltim)

Legislator Kaltim Syarifatul Syadiah Desak Pemprov Tuntaskan Blank Spot di Wilayah Terpencil

Penulis : Puji
 | Editor : Admin
31 October 2024
Font +
Font -

SAMARINDA — Legislator Kaltim, Syarifatul Syadiah desak Pemprov mengambil langkah strategis memajukan pendidikan digital di daerah-daerah terpencil.


Terlebih di kawasan pedalaman yang selama ini kesulitan mengakses internet. Mengingat masih ada beberapa wilayah di Bumi Etam yang blank spot.

Baca Juga: Ilustrasi aktivitas pertambangan baru bara. (aset: canva/katakaltim)Baru Saja Menelan Korban Jiwa, Operasi Truk Batu Bara di Jalan Umum Dapat Kecaman Legislator Kaltim

Pun demikian, kata dia, Pemprov sejauh ini sudah berupaya meningkatkan digitalisasi melalui distribusi fasilitas gratis.

Baca Juga: Anggota DPRD Bontang, Rustam (aset: caca/katakaltim)Desak Pemerintah Tangani Problem Stunting, Rustam Minta Optimalkan Semua Anggaran

“Saat ini kami berikan seribu laptop secara gratis kepada guru-guru dan menyediakan seribu titik WiFi gratis di lokasi-lokasi yang rentan terhadap kendala sinyal,” ucapnya kepada awak media, Rabu (30/10/2024).

Inisiatif ini muncul sebagai respons terhadap meningkatnya kebutuhan digitalisasi, termasuk ujian berbasis komputer, yang kini menjadi standar di banyak institusi pendidikan.

“Kami ingin anak-anak di daerah terpencil tetap bisa belajar dengan lancar meski berada di wilayah dengan akses internet terbatas,” tukas Syarifatul.

Saat ini, Kaltim memang dihadapkan pada tantangan geografis yang cukup berat, yaitu kawasan pedalaman dan pesisir seringkali terisolasi dalam hal infrastruktur digital.

Blank spot di sejumlah titik menjadi penghambat utama bagi akses telekomunikasi di wilayah ini.

“Di masa depan, kita akan terus berupaya memperluas jangkauan jaringan, sehingga semua area bisa menikmati layanan internet yang merata,” imbuhnya.

Syarifatul pun meminta agar pendidikan di Kaltim menjadi lebih inklusif dan setara, sehingga tak ada lagi anak-anak yang tertinggal akibat kesenjangan akses digital. “Harapan kami, tidak akan ada lagi area yang blank spot,” tutupnya. (*)

Font +
Font -